kita bisa berinovasi
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail berharap KTT Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 dapat memaksimalkan potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jakarta, khususnya terkait pengembangan ekonomi biru, melalui transfer teknologi.
“Sehingga potensi laut kita, khususnya yang dimiliki DKI ini bisa dioptimalkan dalam rangka menunjang perekonomian Jakarta,” ujar Ismail kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ismail menekankan bahwa transfer teknologi sangatlah penting bagi Indonesia. Teknologi berperan dalam mendukung peningkatan kualitas produksi, termasuk hasil produksi dari para pengusaha di bidang UMKM.
“Harus kita sadari bahwa kita masih kurang di teknologi,” kata Ismail.
Oleh karena itu, ia menilai bahwa KKT AIS Forum 2023 ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk belajar dari negara lain tentang pemanfaatan teknologi dalam pengembangan potensi alam, khususnya laut. Salah satu negara yang dapat menjadi acuan adalah Jepang.
“Dia (Jepang) memang kita kenal lebih maju dalam mengoptimalkan hasil lautnya, ya. Ada juga negara-negara lainnya dari Eropa,” ucap dia.
Dalam kesempatan tersebut, Ismail juga menggarisbawahi pentingnya pengoptimalan potensi laut secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
“Jadi, enggak bisa serampangan,” kata Ismail.
Selaras dengan Ismail, Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti juga menyoroti kurangnya teknologi dan inovasi dalam industri UMKM.
“Kalau mau bentuk kerja sama, ya harus ada transfer teknologi nantinya,” kata Esther.
Selain untuk meningkatkan kualitas produksi, Esther berpandangan transfer teknologi dan pengetahuan juga penting agar masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi buruh untuk perusahaan-perusahaan asing.
Esther menilai bahwa KTT AIS menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan transfer teknologi, pengetahuan, dan keterampilan dari negara-negara lainnya yang sukses mengembangkan ekonomi biru.
“Sehingga kita bisa berinovasi,” kata Esther.
Nantinya, lanjut Esther, kolaborasi dari transfer teknologi, keterampilan, dan sumber daya yang memadai dapat menunjang pengembangan ekonomi biru.
Esther menyoroti sejumlah potensi UMKM di wilayah Jabodetabek yang bergelut di bidang ekonomi biru, seperti komoditas hasil olahan ikan dan udang.
“Saya lihat, potensi berkembang itu ada,” kata dia.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Negara-Negara Kepulauan dan Pulau (AIS Forum) yang diadakan di Bali pada 10-11 Oktober akan membahas isu-isu global berkaitan dengan kelautan.
Sebagai tuan rumah, Indonesia mendorong pertemuan yang berfokus pada tiga aspek, antara lain pembangunan ekonomi biru, tantangan perubahan iklim, serta mempererat solidaritas antara negara pulau dan kepulauan.
Forum yang mengusung tema, "Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut dan Masa Depan Bersama" itu akan dihadiri oleh perwakilan dari 51 negara kepulauan dan pulau, dengan target 25 kepala negara/pemerintahan, serta 30-47 pejabat setingkat menteri.
Baca juga: Pemprov DKI undang peserta KTT AIS berwisata ke Kepulauan Seribu
Baca juga: KTT AIS perlu dimanfaatkan DKI untuk benahi pariwisata bahari
Baca juga: Legislator sarankan pemanfaatan mangrove DKI masuk agenda KTT AIS
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023