Prioritas pertama dan utama saya adalah untuk memastikan NATO senantiasa siaga dan siap menghadapi berbagai tantangan dan ancaman di masa depan dengan pasukan militer yang gesit, berkemampuan dan berketerampilan di banyak operasi,"
Brussel (ANTARA News) - Jenderal bintang empat Amerika Serikat, Philip Breedlove, ditunjuk untuk memimpin NATO pada Senin (13/5), yang dianggap sebagai dorongan besar bagi aliansi militer 28 negara tersebut menyusul persiapan penarikan yang penuh kesulitan dari Afghanistan pada tahun mendatang.
Breedlove (57) secara formal mengambil alih jabatan Panglima Tertinggi Sekutu Eropa (SACEUR) dari Laksamana AS James Stavridis dalam sebuah upacara seremonial di Mons, wilayah selatan Belgia, dengan disaksikan oleh Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen.
Menurut tradisi, aliansi pimpinan AS itu dikomandoi oleh pejabat militer dari AS dan Breedlove merupakan prajurit Paman Sam ke-17 yang melakukannya.
Breedlove dicalonkan pada Maret setelah John Allen, komandan pasukan NATO di Afghanistan, dicopot menyusul kabar keterkaitannya dengan skandal yang menjatuhkan pimpinan CIA David Petraeus, yang juga memimpin misi di Afghanistan.
"Prioritas pertama dan utama saya adalah untuk memastikan NATO senantiasa siaga dan siap menghadapi berbagai tantangan dan ancaman di masa depan dengan pasukan militer yang gesit, berkemampuan dan berketerampilan di banyak operasi," kata Breedlove.
"Di dalam perbatasan aliansi, kami menikmati stabilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun di luar garis terdepan terdapat ketidakpastian dan kegelisahan," ujar dia menambahkan.
Breedlove mengambil alih tongkat komando setelah NATO sempat menyerahkan peran kepemimpinan perang di Afghanistan kepada pasukan lokal menjelang penarikan pasukan pada akhir 2014, sementara sejumlah kontingen kecil akan bertahan untuk memberikan pelatihan dan pengarahan.
Secara terpisah Rasmussen mengatakan bahwa anggota NATO, Turki, belum meminta bantuan dari aliansi berkaitan dengan serangan bom di sebuah desa di dekat perbatasan Suriah yang menewaskan 48 nyawa dan melukai 100 orang lainnya.
"Saya mengutuk keras serangan ini," kata Rasmussen.
NATO telah menyebar sejumlah perangkat anti-rudal Patriot di sepanjang perbatasan Turki atas permintaan negara tersebut menyusul aksi penembakan akhir tahun lalu yang menimbulkan korban jiwa di desa lain.
NATO bersikeras penyebaran perangkat tersebut sepenuhnya didasari alasan defensif dan tidak memiliki niatan sedikit pun untuk mengintervensi konflik di Suriah, demikian AFP.
(G006/M014)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013