Kabupaten Kepulauan Sitaro (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia menyebutkan, pada periode evaluasi tanggal 16-22 September 2023 erupsi efusif Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut masih terjadi.
"Secara visual tidak teramati luncuran/guguran lava baik arah dan jarak luncur, namun tanda tanda terjadinya guguran masih terdengar suara gemuruh akibat guguran lava," kata Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dalam laporan evaluasi yang dibagikan Pos PGA Karangetang di Manado, Selasa.
Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran semakin menurun, namun erupsi efusif masih terjadi.
Awan panas guguran pada periode ini tidak terjadi, namun perlu diwaspadai kemungkinan mengarah ke arah selatan yakni Kali Kahetang, Kali Batuawang dan Kali Keting.
"Waspadai awan panas guguran, dimana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat runtuh bersamaan dengan keluarnya lava," ujarnya.
Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor.
Dia juga berharap, warga di Pulau Siau perlu mewaspadai terjadinya lahar/banjir pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang pada musim hujan.
"Aktivitas erupsi Gunung Karangetang secara visual, instrumental dan potensi ancaman bahaya masih tinggi sehingga tingkat aktivitasnya masih pada level tiga siaga," ujarnya.
Gunung Karangetang di Pulau Siau erupsi efusif pada awal Februari 2023, statusnya dinaikkan menjadi siaga level tiga setelah terjadi rentetan peningkatan aktivitas kegempaan.
Baca juga: Warga diimbau mewaspadai dampak aktivitas Gunung Karangetang
Baca juga: PVMBG catat 32 gempa guguran Gunung Karangetang selama sepekan
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023