Washington (ANTARA News) - Pentagon hari Rabu memastikan Korea Utara kembali meluncurkan peluru kendali, membuat jumlah senjata luncuran negara Stalinis itu menjadi tujuh dalam 24 jam terahir. "Ada peluru kendali ketujuh. Itu peluru kendali jenis Scud dan jatuh di laut," kata jurubicara Pentagon Kolonel Gary Keck. Sejumlah besar peluru kendali luncuran Korea Utara itu termasuk peluru kendali jarak jauh Taepodong-2, yang gagal pada peluncuran sebelumnya, kata pejabat pertahanan. Yang lain adalah peluru kendali bardaya jangkau lebih pendek. Korea Utara menguji tembak dua peluru kendali pada Rabu dinihari, namun bukan Taepodong-2, yang dikuatirkan Amerika Serikat dan Jepang diluncurkan negara tersebut. Televisi CNN mengutip dua sumber, yang menyatakan Korea Utara meluncurkan dua peluru kendali, namun tidak jelas ke mana alat perang itu ditujukan. Juga tidak jelas apakah peluru kendali itu memiliki sasaran, kata jaringan televisi Amerika Serikat tersebut. Dalam laporan terpisah, ABC juga menyatakan Korea Utara menguji tembak dua peluru kendali. "Kami mengetahui laporan itu, namun kami akan menyelidiki hal ini," kata jurubicara Pentagon Eric Ruff yang dikutip AFP. Kantor berita Jepang Kyodo mengutip sumber pemerintah Jepang, yang menyatakan satu peluru kendali ditembakkan sekitar pukul 03.30 waktu setempat (pukul 01.30 WIB) dan satu lagi selepas pukul 04.00 (pukul 02.00 WIB). Kedua peluru kendali itu mendarat di laut Jepang, sekitar 500 sampai 600 kilometer di lepas pantai barat pulau wilayah utara Jepang, Hokkaido, kata sumber pemerintah, yang tidak disebutkan namanya. Menurut CNN, peluru kendali uji tembak itu lebih kecil daripada Taepodong-2, yang dikuatirkan Amerika Serikat dan negara lain akan diluncurkan untuk pengujian dalam waktu dekat. Amerika Serikat mengamati secara cermat kemungkinan peluncuran Taepodong-2 oleh Korea Utara, dan Presiden George W Bush mengecam negara komunis itu dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi bahwa Pyongyang tidak memberi tahu dunia akan niatnya melakukan peluncuran peluru kendali. Jepang sangat peka dengan langkah Korea Utara itu, yang pada 1998 menembakkan peluru kendali Taepodong-1 di atas Jepang menuju lautan Pasifik, membuat Tokyo dan Washington segera meningkatkan kerjasama membangun pertahanan peluru kendali. Kali ini, Pyongyang diyakini sedang bersiap menguji peluru kendali jarak jauh Taepodong-2, yang memiliki daya jangkau 3.500 hingga 6.000 kilometer dan bisa menjangkau Jepang, Alaska dan mungkin Hawaii. Departemen Luar Negeri Cina hari Rabu menolak menanggapi uji peluru kendali Korea Utara itu, juga tutup mulut apakah uji tersebut memengaruhi pembicaraan segienam tentang program nuklir Korea Utara. "Untuk saat ini, kami belum bisa berkomentar mengenai itu," kata jurubicara Departemen Luar Negeri Cina. Ia juga menolak menanggapi apakah enam (sampai Rabu siang) peluru kendali tembakkan Korea Utara ke arah laut Jepang itu akan memengaruhi pembicaraan tentang perlucutan senjata nuklir. Amerika Serikat dan Jepang, yang merupakan anggota pembicaraan enam pihak bersama tuan rumah Cina, Korea Utara, Rusia dan Korea Selatan, dengan cepat mengutuk uji tembak itu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006