Penanganan maupun pencatatan gas emisi rumah kaca yang dihasilkan dari pembangkit ini, sudah dilakukan sangat baikCirebon (ANTARA) - Kementerian ESDM mengapresiasi penerapan standar baku emisi di PLTU Unit 2 Cirebon, Jawa Barat, yang mengikuti mutu internasional sehingga dapat menekan dampak pengoperasian pembangkit listrik itu kepada lingkungan sekitar.
"Penanganan maupun pencatatan gas emisi rumah kaca yang dihasilkan dari pembangkit ini, sudah dilakukan sangat baik," kata Analis Kebijakan Pusdatin Kementerian ESDM Christine Elizabeth di Cirebon, Selasa.
Dalam kunjungan Kementerian ESDM di PLTU Unit 2 Cirebon, pihaknya mendapatkan informasi terperinci bahwa fasilitas itu melaksanakan kepatuhan pelaporan emisi pada Aplikasi Penghitungan dan Pelaporan Emisi Ketenagalistrikan.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan secara langsung di sejumlah fasilitas pembangkit, dapat disimpulkan PLTU Unit 2 Cirebon sudah memperhatikan perlindungan terhadap kondisi lingkungan.
Baca juga: Pembangunan PLTU Cirebon Power Unit II sudah 99,8 persen
Baca juga: ESDM harap pembangkit Cirebon Power Unit II segera beroperasi
"Standard di sini sangat tinggi. Bisa dilihat dari cara penanganan yang sangat baik," ujarnya.
Data hasil peninjauan itu, kata dia, nantinya dikompilasi dengan pembangkit lainnya.
Sementara Environmental Manager Cirebon Power Edi Wibowo menjelaskan PLTU Unit 2 telah dilengkapi teknologi canggih berupa Flue Gas Desulfurization (FGD) guna mereduksi unsur sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit.
Selain itu, tutur Edi, pembangkit listrik tersebut sudah dipasang peralatan yang dapat mengurangi dampak pencemaran, bahkan seluruh Fly Ash Bottom Ash (FABA) serta gipsum yang dihasilkan bisa diolah menjadi bahan pembuatan semen.
Baca juga: Menteri ESDM minta Pertamina optimalkan sumur migas yang dikelola
Baca juga: Menteri ESDM tawarkan pengembangan energi bersih di Forum China-ASEAN
Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023