"Pasar karbon di Indonesia harus bertaraf internasional dan diperdagangkan dalam dan luar negeri," kata Dharsono disela kegiatan Sustainable Action for Future Economy (SAFE) di Jakarta, Selasa.
Menurut Dharsono, kolaborasi pemerintah dan swasta berpotensi menciptakan lebih banyak proyek yang diperdagangkan di pasar karbon dalam negeri dan meningkatkan daya saing perusahaan lokal di pasar global.
Dharsono menambahkan pasar karbon juga dapat memberikan dampak pada penurunan emisi di Indonesia.
Dharsono menjelaskan Kadin Net Zero Hub membantu perusahaan-perusahaan swasta untuk lebih kompetitif dengan cara memberikan pelatihan seperti cara menghitung jejak karbon dan komitmen mengurangi emisi menjadi perusahaan dengan nol karbon atau net zero company dengan berstandar internasional Inisiatif
Target Berbasis Sains (Science Based Targets Initiative/SBTi).
"Sebanyak 70 perusahaan telah terdaftar dalam program Kadin Net Zero Hub ini," katanya.
Inisiatif Kadin Net Zero Hub merupakan wadah sektor swasta nasional untuk melakukan pertukaran ilmu dan informasi, memperluas wawasan dalam rangka mewujudkan ekosistem rendah emisi di Indonesia.
"Diharapkan perusahaan swasta di Indonesia bisa proaktif memberikan dampak pengurangan emisi sehingga, produk-produk yang dihasilkan akan kompetitif," ujarnya.
Adapun dari tantangan yang dihadapi ungkap Dharsono, semua pihak harus siap berkolaborasi dan secara transparan menunjukkan produk perusahaan Indonesia memiliki standar yang bertaraf internasional, memiliki tata kelola yang benar, sehingga diakui pasar global.
"Kolaborasi bisa memberikan dampak positif terhadap lingkungan, bahkan mensejahterakan masyarakat," kata dia.
Baca juga: IHSG menguat seiring peluncuran Bursa Karbon Indonesia
Baca juga: Hari pertama, Bursa Karbon catat nilai transaksi capai Rp29,2 miliar
Pewarta: Irwen Azhari
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023