untuk memanfaatkan peran Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan serta memberikan opsi pembiayaan yang lebih beragam kepada korporasi

Bogor (ANTARA) - Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai kehadiran bursa karbon memberikan dampak positif kepada perekonomian lantaran memberikan ruang untuk potensi pembiayaan bagi korporasi.

“Jadi, ada dua poin soal bursa karbon, yaitu untuk memanfaatkan peran Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan serta memberikan opsi pembiayaan yang lebih beragam kepada korporasi,” kata Asmoro saat Media Gathering Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Puncak, Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Kehadiran bursa karbon utamanya bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki inisiatif pengurangan karbon serta keberlanjutan. Dengan bursa karbon, korporasi dapat membuat komitmen pengurangan karbonnya menjadi lebih bernilai.

Terlebih, sambung Asmoro, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut potensi bursa karbon mencapai Rp3.000 triliun. Potensi tersebut dapat makin mendorong perusahaan untuk lebih menyadari inisiatif hijau dan berkelanjutan.

Diketahui, Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon secara resmi telah diluncurkan di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (26/9), oleh Presiden Joko Widodo.

Presiden mengatakan peluncuran bursa karbon merupakan kontribusi nyata Indonesia untuk melawan krisis iklim.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa hasil dari perdagangan tersebut akan diinvestasikan kembali pada upaya menjaga lingkungan khususnya pengurangan emisi karbon, karena Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam nature-based solution dan menjadi satu-satunya negara yang sekitar 60 persen pemenuhan pengurangan emisi karbonnya berasal dari sektor alam.

Sementara itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan IDXCarbon menyediakan sistem perdagangan yang transparan, teratur, wajar, dan efisien sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon.

IDXCarbon terhubung dengan Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sehingga mempermudah administrasi perpindahan unit karbon dan menghindari double counting.

Saat ini, terdapat empat mekanisme perdagangan IDXCarbon, diantaranya Auction, Regular Trading, Negotiated Trading, dan Marketplace.

Pelaku usaha berbentuk perseroan yang memiliki kewajiban dan/atau memiliki komitmen untuk secara sukarela menurunkan emisi Gas Rumah Kaca, dapat menjadi pengguna jasa IDXCarbon dan membeli unit karbon yang tersedia.

Baca juga: Pertamina nyatakan siap jadi "market leader" perdagangan karbon
Baca juga: Debut bursa karbon, Bank Mandiri hingga BCA beli unit karbon PGE

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023