Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pemerintah Turkiye tengah menjajaki penguatan kerja sama bidang pendidikan, kesehatan, hingga berbagai usaha memajukan umat dan peradaban Islam modern di tingkat global.
"Kami Muhammadiyah sudah banyak komunikasi dan kolaborasi dengan Turkiye sejak lama dan ini menegaskan bahwa hubungan Turkiye dengan Muhammadiyah harus kita tingkatkan," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Jakarta, Selasa.
Pernyataan Haedar tersebut disampaikan saat menerima kunjungan Duta Besar Turkiye untuk Republik Indonesia, Talip Küçükcan, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta.
Menurutnya, Turkiye merupakan role model ideal pertemuan antara Islam dan modernitas yang bahkan bisa bersaing dengan negara-negara maju di Eropa.
Besarnya potensi kekuatan kaum Muslimin di Indonesia dan Turkiye, kata Haedar, diharapkan menjadi modal untuk menyatukan kembali persatuan di antara dunia Islam.
"Turkiye dan Indonesia perlu mengambil peran menyatukan dunia Islam yang sempat terpecah oleh peristiwa Arab Spring," kata dia.
Selain membahas peluang peningkatan kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan, Haedar juga menyampaikan bahwa umat Islam masih memiliki hutang peradaban, yaitu soal kalender Islam global.
"Kita punya hutang peradaban karena sampai saat ini belum punya kalender global. Karena itu peran Turkiye sangat penting untuk menuju ke situ," kata Haedar.
Sementara itu, Duta Besar Turkiye untuk Republik Indonesia, Talip Küçükcan, menyampaikan pesan salam dari Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan. Ia berharap ada kerja sama berkelanjutan antara Turkiye dan Muhammadiyah
"Ada amanat dari Bapak Presiden (Erdogan) semoga di masa depan ada kerja sama dan program berkelanjutan antara Turkiye dengan Muhammadiyah," kata dia.
Ditemani Third Secretariat, Muhammad Kilinc, Dubes Talip Küçükcan menyampaikan undangan bagi Muhammadiyah untuk hadir pada konferensi pendidikan internasional di Turkiye, bulan depan. Pemerintah Turkiye, kata dia juga merekognisi peran meluas Muhammadiyah di bidang sosial, keumatan, dan kemanusiaan semesta.
Baca juga: Muhammadiyah ungkap tiga dimensi cinta untuk Malaysia
Baca juga: Haedar: Jangan ada konfrontasi agamis-nasionalis pada Pemilu 2024
Baca juga: Haedar Nashir ingin capres-cawapres punya perhatian masalah sampah
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023