"Intinya kita harus memiliki pesawat untuk presiden dan wakil presiden yang memiliki kelaikan dan keselamatan yang terjaga. Bentuknya seperti apa akan kita bicarakan," kata Menhub.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Hatta Rajasa mengatakan pemerintah belum memutuskan untuk membeli pesawat kepresidenan sebagai pengganti pesawat kepresidenan yang sudah tidak laik terbang. "Kita ingin presiden dan wakil presiden naik pesawat yang aman dari segi keselamatan/ Titik beratnya itu. Tetapi belum tentu kita lakukan pengadaan baru. Ada banyak opsi yang masih kita jajaki," kata Menhub usai rapat di kantor presiden Jakarta, Rabu. Menurutnya, beberapa opsi untuk mengganti pesawat kepresidenan selain membeli pesawat baru adalah menggunakan pesawat Garuda, seperti yang sudah beberapa kali telah dilakukan untuk perjalanan presiden dan wakil presiden. "Tetapi kita ingin melihat kalau presiden dan wakil presiden menggunakan Garuda, apakah mengganggu jadwal penerbangan atau tidak. Jadi belum sampai pada satu kesimpulan untuk beli pesawat kepresidenan, apalagi seperti kata orang-orang itu hanya untuk gagahan," katanya. Dijelaskannya, pesawat kepresidenan "RJ" yang ada sekarang memang pesawat tua, yang jam terbangnya sudah habis sehingga harus dilakukan pemeriksaan kembali, sementara pesawat Fokker F-28 milik TNI AU yang biasa digunakan Wapres juga pesawat lama. "Intinya kita harus memiliki pesawat untuk presiden dan wakil presiden yang memiliki kelaikan dan keselamatan yang terjaga. Bentuknya seperti apa akan kita bicarakan," katanya. Rencana mengganti pesawat kepresidenan muncul setelah pada Kamis pekan lalu, kaca pesawat kepresidenan yang ditumpangi Wapres Jusuf Kalla untuk kunjungan kerja ke Medan mengalami retak di kaca kokpit. Kaca kokpit pesawat Fokker F-28 milik TNI AU itu retak saat terbang di sekitar wilayah Riau sebelum mendarat di bandara Polonia Medan dan sempat membuat pesawat dengan nomor penerbangan A2802 itu mengalami gangguan. Akibat musibah itu Wapres menggunakan penerbangan komersial Batavia Air untuk kembali ke Jakarta, sementara pesawat yang rusak dimasukkan ke hanggar milik pangkalan TNI AU di Polonia Medan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006