Dua serangan baru hari ini ditujukan pada kantor-kantor polisi Al-Gwarcha dan Al-Uruba, dan kedua bangunan itu rusak ringan,"
Benghazi, Libya (ANTARA News) - Dua kantor polisi dibom Minggu pagi di kota Benghazi, Libya timur, kata seorang pejabat keamanan, dalam serangan kedua semacam itu selama beberapa hari ini yang menimbulkan kerusakan namun tidak menjatuhkan korban.
"Dua serangan baru hari ini ditujukan pada kantor-kantor polisi Al-Gwarcha dan Al-Uruba, dan kedua bangunan itu rusak ringan," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.
Jumat, ledakan-ledakan bom menghantam kantor-kantor polisi Ras Obeida dan Al-Madina di kota terbesar kedua Libya itu, yang mengakibatkan kerusakan besar pada bangunan-bangunan tersebut dan sejumlah mobil yang diparkir di tempat berdekatan.
Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rejim Muamar Gaddafi, dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat.
Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu, termasuk serangan mematikan pada September terhadap Konsulat AS di Benghazi yang menewaskan Duta Besar Chris Stevens dan empat warga lain Amerika.
Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Gaddafi.
Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) pada 20 Oktober 2011.
NTC, yang memelopori pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Gaddafi, mendeklarasikan "pembebasan" Libya tiga hari setelah penangkapan dan pembunuhan orang kuat itu pada 20 Oktober.
Selama konflik, dewan itu mengatur permasalahan kawasan timur Libya yang dikuasai pemberontak dan melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel kekuasaan Gaddafi, demikian AFP.
(M014)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013