Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menyesalkan peluncuran peluru kendali (rudal) yang dilakukan Korea Utara (Korut) pada Rabu pagi, namun tidak akan menunda rencana kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Pyongyang, yang sebelumnya telah direncanakan berlangsung pada 18-19 Juli 2006.Untuk mendorong proses pengurangan ketegangan di kawasan sekitarnya pasca-peluncuran rudal itu, Presiden Yudhoyono juga telah memutuskan untuk mengirimkan utusan khususnya, Nana Sutresna, berangkat menuju Pyongyang pada Rabu sore."Sehubungan dengan tes peluncuran peluru kendali oleh Republik Rakyat Demokrasi Korea, Indonesia menyampaikan keprihatinan atas tes itu. Sebab dengan peluncuran ini telah menambah ketegangan baru di kawasan, lebih-lebih sejak September 2005 dimana dialog enam pihak sementara ini terhenti," kata Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda.Pernyataan Pemerintah RI itu disampaikan Hassan usai dirinya melakukan pertemuan dengan Presiden Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta.Dalam pertemuan itu juga hadir Nana Sutresna dan Juru Bicara merangkap staf ahli Presiden bidang luar negeri, Dino Patti Djalal. Menlu mengatakan, Indonesia juga menyerukan agar perundingan enam pihak atau six-party talks (Korea Utara, Korea Selatan, Cina, Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat) yang macet sejak September 2005 dihidupkan kembali, sebagai upaya untuk mengurangi ketegangan di kawasan dan menyelesaikan masalah nuklir Korut. Sejalan dengan upaya mendorong dihidupkannya kembali perundingan, Presiden Yudhoyono mengutus diplomat senior yang mantan Dubes RI untuk Inggris, Nana Sutresna, untuk melakukan pembicaraan dengan Pyongyang. "Pak Nana akan berangkat sore ini via Beijing menuju Pyongyang," kata Menlu Hassan. Menurut Hassan, Nana juga sekaligus akan melakukan pembicaraan soal persiapaan kunjungan Presiden Yudhoyono ke ibukota Korea Utara. "Kita belum memutuskan untuk menunda kunjungan. Kita berharap dari kunjungan utusan khusus, justru dapat melancarkan persiapan kunjungan," kata Menlu. Korut melakukan ujicoba penembakan enam rudal Rabu pagi. Salah satu rudal tersebut adalah rudal jarak-jauh Taepodong-2 yang diyakini mampu mencapai negara bagian Alaska dan mungkin juga Hawaii di AS. Ujicoba penembakan itu mendapat kutukan dari Korea Selatan, Jepang dan AS bersama Cina dan Rusia, yang merupakan peserta pembicaraan buntu tentang perlucutan senjata nuklir Korut.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006