"Yang sekarang ini ajaran keagamaan itu hanya berkaitan dengan ibadah sedangkan hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam banyak diabaikan. Ke depan tidak boleh begitu dan di dalam konteks Islam sudah tidak pada tempatnya lagi kita mempers

Jakarta (ANTARA News) - Calon Ketua Umum PPP pada muktamar partai berlambang Ka`bah awal tahun depan, Suryadharma Ali menyatakan sudah memperoleh dukungan dari berbagai pihak termasuk para kyai NU dan mantan anggota PPP yang kemudian berpindah atau membuat partai baru. Suryadharma yang juga Menteri Negara Koperasi dan UKM usai acara pembukaan pameran produk unggulan koperasi dan UKM di Sme`sco Promotion Center (SPC), di Jakarta, Rabu, mengatakan, dirinya sebenarnya tidak berminat untuk menjadi salah satu calon ketua Umum PPP menggantikan Hamzah Haz. "Tetapi banyak teman dan cabang yang memberikan masukan, pertimbangan ke saya agar saya maju sebagai ketua umum. Selain itu yang juga tidak saya perkirakan sekarang ini berdatangan dukungan dari para kyai, intelektual, dukungan dari pimpinan parpol termasuk pimpinan parpol yang dulu memisahkan diri dari PPP," katanya. Ada juga dukungan dari orang-orang populer yang punya pengaruh dan pengikut. Mereka ini adalah orang-orang yang pernah meninggalkan PPP dan berjanji akan kembali jika Suryadharma Ali terpilih menjadi ketua umum. "Dukungan para kyai, tokoh yang dulu tinggalkan PPP mulai mengalir. Jadi kyai-kyai NU di Jatim mulai beri dukugan, tokoh PKB saya tidak sebutkan namanya juga berikan dukungan. Ini surprise, mudah-mudahan ini pertanda saya dapat dukungan luas," katanya. Muktamar PPP direncanakan digelar awal Januari 2007, namun menurut Suryadharma Ali, pihaknya menduga muktamar akan diundur karena pada saat bersamaan pada bulan tersebut juga ada Idul Adha dan banyak kader PPP yang menunaikan ibadah haji. "Jadi saya duga akan diundur. Kalau itu diundur saya harap jangan lewat dari Januari," katanya. Jika muktamar diselenggarakan setelah Januari, katanya, maka DPP PPP tidak akan memperoleh legitimasi. Berdasar muktamar lalu, lanjutnya, masa kepengurusan DPP saat ini akan berakhir pada Januari. "Jadi kalau lewat Januari itu sudah expire (kadaluarwasa), dan itu nanti saya khawatir timbul masalah. Misalnya apakah keputusan-keputusannya valid, dan apakah langkah-langkahnya bisa di pertanggungjawabkan secara hukum," katanya. Sejumlah nama sudah disebut-sebut bakal bertarung dalam muktamar tersebut. Selain Suryadharma Ali, beberapa nama lainnya adalah Alimarwan Hanan (Wakil Ketua Umum), Endin Soefihara (anggota DPR), Arief Mudatsir Mandan (anggota DPR), dan Yunus Yosfiah (Sekjen PPP). Suryadharma menyadari bahwa tugas ketua umum pada masa datang akan begitu berat akibat dari berbagai masalah yang ditinggalkan kepengurusan sebelumnya. "Saya tahu ketua umum yang akan datang berat karena banyak masalah di dalam PPP akibat pengelolaan parpol yang tidak dilakukan secara kolektif kolegial," katanya. Salah satu masalah terbesar adalah dukungan kepada PPP hanya karena hubungan emosional umat muslim terhadap lambang partai tersebut yaitu Ka`bah dan juga karena sebagai partai Islam. "Tetapi untuk kelompok pemilih baru itu tidak terlalu familiar dengan PPP, dan itu yang akan kita masuki," katanya. Suryadharma menyatakan bahwa PPP nantinya akan tetap merupakan partai Islam, dan kalau sekarang kurang dikenal bukan karena azasnya tapi karena pengurusnya yang kurang bisa menerjemahkan ajaran Islam menjadi ajaran implementatif dan bukan sloganistik. "Saya kira partai Islam manapun, kalau Islam hanya dipergunakan dalam konteks jargon yag tidak tepat pasti akan ditinggalkan masyarakat meski masyarakat itu masyarakat muslim," katanya. Masyarakat muslim saat ini, lanjutnya, rindu dengan pikiran-pikiran segar keagamaan yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan. "Yang sekarang ini ajaran keagamaan itu hanya berkaitan dengan ibadah sedangkan hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam banyak diabaikan. Ke depan tidak boleh begitu dan di dalam konteks Islam sudah tidak pada tempatnya lagi kita mempersoalkan Islam dengan negara, Islam dengan Pancasila. Itu sudah selesai," katanya. Ia juga menyatakan banyak pengamat mengatakan bahwa PPP sudah menjadi partainya orang tua, bahkan ada yang menyebut sebagai Partai Para Pendiam (PPP). "Saya tidak menutup pandangan seperti itu. Itu memang benar. Pada kelompok itulah pemilih PPP yang lalu. Jadi walaupun dibiarkan mereka akan tetap pilih. Karena ke depan ini bagaimana PPP ada di hati rakyat dengan kinerja konkrit, katanya. Suryadharma juga bertekad untuk membawa PPP tidak lagi menjadi Partai Para Pendiam yang tidak bertindak ketika ada masalah ekonomi, atau masalah sosial lainnya seperti bencana alam. "Jangan sampai jadi Partai Para Pendiam. PPP harus bunyi dalam semua aspek kehidupan. Parpol memang memperjuangkan target-targetnya itu melalui instrumen-instrumen politik. Instrumen politik tidak selalu harus dipergunakan untuk kegiatan politik tapi juga kegiatan lainnya sesuai dengan aspek kehidupan masyarakat," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006