Jakarta (ANTARA) - Galeri Indonesia Kaya menyuguhkan pertunjukan seni bertajuk “Suara Harmoni Kalimantan” merangkum kekayaan budaya yang dimiliki Pulau Borneo dengan tiga penampil yakni Oppie Andaresta, Soul of Borneo, dan FDKJ.
“Kecintaan serta semangat cinta budaya sangat tertuang melalui pertunjukan ini oleh Oppie Andaresta, kelompok Suara Harmoni Kalimantan & FDKJ. Kami harap, pertunjukan unik khas Kalimantan ini dapat meningkatkan minat generasi muda untuk mempelajari dan semakin mencintai ragam kebudayaan yang ada di Indonesia,” ujar Program Director Galeri Indonesia Kaya Renitasari Adrian dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu.
Dalam durasi satu jam, para penikmat seni dihibur dengan sejumlah lagu daerah Kalimantan dan Nusantara seperti "Cublak Cublak Suweng", "Ampar Ampar Pisang", "Ayo Mama", "Yamko Rambe" dan masih banyak lagi.
Seni tari yang memukau dari Suku Dayak Kalimantan Barat dengan tema "Soul of Borneo" hadir menunjukkan tari sumpit, tari gong, hingga tari mandau.
Baik seni musik dan tari bersatu padu dengan harmonis diiringi dengan alunan hasil berbagai instrumen tradisional seperti sapek, suling, gamelan, gong, serta ketubung gubeh.
“Melalui pertunjukan ini kami ingin menyuguhkan keindahan budaya Kalimantan karena selain memiliki kekayaan sumber daya alam, Kalimantan juga memiliki ragam kebudayaan yang indah dan amat kaya. Kami harap, penampilan ini dapat menghibur, serta dapat menjadi media untuk menyebarkan rasa cinta budaya melalui seni pertunjukan,” ujar Oppie Andaresta.
Nek Daniang menjadi musisi yang juga digandeng dalam pertunjukan "Suara Harmoni Kalimantan", dia telah berkiprah hampir dua dekade lamanya dalam dunia industri tari dan musik Indonesia.
Dalam karirnya, Nek Daniang telah memiliki sanggar serta terpilih menjadi ketua bidang kesenian dan kebudayaan mewakili Kalimantan di DKI Jakarta.
Dia bukan hanya menghadirkan keindahan seni Kalimantan melalui musik dan tari, melainkan terlibat aktif dalam mempromosikan serta mengembangkan seni budaya daerahnya.
“Suara Harmoni Kalimantan ini merupakan salah satu gebrakan baru di bidang kebudayaan yang mampu menciptakan wajah baru bagi kesenian daerah Indonesia. Menurut saya pertunjukan ini juga dapat menjadi strategi yang diambil untuk menyebarkan kebudayaan Kalimantan melalui suguhan pertunjukan yang tidak terlupakan bagi penikmat seni di Indonesia," ujar Nek Daniang.
Baca juga: Seniman se-Kalimantan antusias ikuti Tapin Art Festival 2023
Baca juga: Mengemas wastra Kalimantan Tengah menjadi produk budaya unggulan
Baca juga: Alat musik berusia 200 tahun dihadirkan pada Festival Seni Agam Sumbar
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023