Jakarta (ANTARA) - Acara puncak dari Pekan Diplomasi Hijau Uni Eropa 2023 (EU Green Diplomacy Week 2023) di Indonesia yaitu "Piknik Hijau-Hijau" berhasil memikat anak-anak di Ibu Kota untuk makin mendalami "sustainable lifestyle" atau gaya hidup berkelanjutan.
Salah satu anak muda yang tertarik ialah pengunjung bernama Joe (23) yang awalnya datang ke acara ini bermodalkan iseng-iseng namun akhirnya menjadi berkomitmen untuk semakin mendalami gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
"Festival dengan konsep zero waste ini menarik karena membawa kampanye untuk masyarakat lebih peduli lingkungan. Ada beberapa booth juga yang bagiin tas yang bisa dipakai berulang kali, ini juga mendukung gaya hidup sustainable," kata Joe saat ditemui di sela-sela "Piknik Hijau-Hijau" di Hutan Kota GBK Jakarta, Sabtu.
Ia menceritakan sebelumnya pernah mengikuti acara dengan konsep sejenis, namun fasilitas yang dihadirkan di acara besutan delegasi Uni Eropa di Indonesia itu lebih bervariatif sehingga menggambarkan lebih jelas aplikasi dari gaya hidup berkelanjutan.
Baca juga: "Sustainable living", tren ramah lingkungan yang diminati di 2019
Salah satu contohnya yang ia sukai dan telah dicobanya ialah inovasi sepeda listrik yang mampu menghasilkan daya untuk mengisi baterai ponsel pintarnya.
Joe berharap acara sejenis bisa lebih diperbanyak sehingga bisa mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya hidup berkelanjutan.
"Ini menginspirasi saya dan kalau bisa acara seperti ini harus lebih banyak lagi jadi masyarakat bisa semakin sadar pentingnya peduli lingkungan," katanya.
Cerita lain datang dari pengunjung muda lainnya bernama Cahaya Melati (21), ia mengaku dirinya menjadi tertarik untuk lebih rajin memilah sampah setelah menghadiri acara "Piknik Hijau-Hijau".
Wanita yang akrab disapa Mela itu mengatakan dengan kegiatan yang mengajarkan konsep "zero waste" ini, maka anak muda seperti dirinya bisa semakin tertarik untuk mendalami gaya hidup ramah lingkungan.
"Kita jadi tahu caranya untuk menjalani zero waste. Aku bakal coba sih untuk rajin pilah sampah dan mengurangi plastik sekali pakai," katanya.
Senada dengan kedua anak muda lainnya, Mutia (26) mengatakan acara itu berhasil membuat dirinya semakin tertarik mengenal gaya hidup keberlanjutan yang diterapkan di negara-negara maju.
Ia mengatakan cukup banyak mendapatkan wawasan baru setelah mendatangi booth-booth dari delegasi Uni Eropa yang menampilkan berbagai inovasi dan penerapan gaya hidup berkelanjutan di masing-masing negara.
"Jadi memang awalnya ingin tahu gimana sih gaya hidup berkelanjutan di negara-negara Eropa itu, kebudayaan yang dibangunnya seperti apa. Aku sih jadi tertarik yang untuk mulai coba kebiasaan ini mungkin dari ikut acara penghijauan atau jadi volunteer bersihin sampah,"ujarnya.
Festival "Piknik Hijau-Hijau" merupakan puncak acara dari Pekan Diplomasi Hijau Uni Eropa 2023 sebagai ajakan bagi masyarakat Indonesia untuk bisa memilih gaya hidup berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Mengambil tema besar "Lebih Hijau Lebih Setara", acara itu menghadirkan banyak aktivitas seperti rangkaian lokakarya interaktif, diskusi film, dan panggung hiburan musik yang mengkampanyekan pentingnya masyarakat ikut aktif ambil andil menjaga lingkungan dan melindungi kelestariannya.
Sepuluh kedutaan negara anggota UE ikut menampilkan inisiatif dan inovasi ramah lingkungan dari masing-masing negara termasuk inovasi pertanian berkelanjutan, pengelolaan limbah, proyek energi ramah lingkungan, dan peluang beasiswa dalam topik isu keberlanjutan.
Baca juga: P&G dan Octopus ekspansi program kelola sampah plastik ke Jakarta
Baca juga: Pengurangan konsumsi air hingga penerapan Bio-Cycle demi "zero waste"
Baca juga: Siklus Refill jadi solusi kurangi sampah plastik rumah tangga
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023