"Homestay ini kami ingin suguhkan kepada wisatawan sensasi tinggal bersama dan membaur dengan warga lokal," kata Raja Negeri Rutong, Reza Valdo Maspaitella di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan, rumah warga yang dipilih sebagai rumah tumpangan merupakan rumah yang terletak di bagian depan jalan, desain luar terlihat tradisional, tetapi dalamnya modern dan tersedia fasilitas untuk menginap.
Rumah tersebut, harus disediakan dua kamar untuk wisatawan yang berwisata ke Negeri Rutong yang akan tinggal dan adaptasi dengan cara hidup masyarakat setempat.
Konsep penginapan itu katanya, telah disampaikan kepada masyarakat, bahwa bukan hanya rumah yang bagus tetapi kehidupan keluarga juga ramah dan mampu beradaptasi.
"Percuma kalau rumah bagus tetapi pemilik rumah ribut, turis nanti merasa tidak nyaman. Ke depan pemilik rumah diwajibkan mengikuti pelatihan homestay terlebih dahulu," katanya.
Negeri Rutong katanya, saat ini masuk 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dan meraih peringkat ke empat nasional pada ajang bergengsi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 kategori desa wisata digital dan konten kreatif.
"Dari lima kategori pada ADWI 2023 yaitu Daya Tarik Pengunjung, Homestay dan Toilet, Digital dan Kreatif, serta Kelembagaan Desa Wisatadan CHSE. Puji Tuhan kami berhasil meraih peringkat empat," katanya.
Negeri Rutong juga menerapkan digitalisasi melalui platform digital rutong.id, sebagai bentuk pengembangan desa pintar pertama di provinsi Maluku.
Pengembangan desa mandiri adalah untuk menjawab tantangan dalam tata kelola pemerintahan, pengembangan SDM sebagai titik sentral pembangunan, komunikasi publik yang efektif dan terbuka, pemberdayaan masyarakat, serta pengembangan sektor ekonomi.
Platform digital ini, negeri Rutong tetap akan mengutamakan adat budaya untuk memajukan perekonomian masyarakat negeri yang berbasis teknologi digital.
Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023