Nairobi (ANTARA News) - Banjir bandang akibat hujan lebat yang mengguyur beberapa bagian Kenya telah merenggut 90 nyawa dan membuat lebih dari 100.000 orang lagi kehilangan tempat tinggal, kata lembaga kemanusiaan di negeri Afrika Timur tersebut, Jumat.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Palang Merah Kenya (KRCS) Abbas Gullet mengatakan kepada wartawan bahwa di Nairobi wilayah pantai dan barat negeri itu paling parah diguyur hujan lebat yang mulai mengguyur pada Maret.

"Pemerintah mesti mempertimbangkan untuk mengumumkan banjir sebagai bencana nasional di beberapa kabupaten agar bantuan darurat bisa ditingkatkan," kata Gullet kepada wartawan di Nairobi, ketika lembaga itu dan Huawei menandatangani kesepakatan. Huawei dijadikan mitra komunikasi strategis bagi KRCS.

Gullet menambahkan beberapa sumber lagi dari pemerintah pusat serta pihak lain yang ingin membantu sangat diharapkan.

"Kami juga mengetahui pemerintah belum menyisihkan dana sehingga uang harus dikirim dari sumber lain," kata Gullet sebagaimana dikutip Xinhua.

Banjir bandang telah mengakibatkan banyak kerusakan harta dan prasarana. Kegiatan seperti pertanian dan pendidikan terpengaruh.

Wilayah barat dan pantai Kenya termasuk yang paling parah dilanda banjir.

Pada April, Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC) meminta masyarakat internasional memberi bantuan lebih dari 3,78 juta dolar AS buat korban banjir dan tanah longsor.

Gullet mengatakan permohonan bantuan itu akan memungkinkan lembaga kemanusiaan tersebut mengirim bantuan buat lebih dari 100.000 orang.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013