Surabaya (ANTARA) - Dua tim siswa SMAN 5 Surabaya meraih medali emas di ajang Indonesia Inventors Day 2023 dan International Young Inventors Awards (IYIA) usai mengalahkan 35 lebih negara peserta.

Perolehan emas pertama disumbangkan oleh tim dari SMAN 5 Surabaya dengan inovasinya berjudul La Champ; Food Waste Based Camphor yakni inovasi produk kapur pengusir semut dan serangga.

"La Champ adalah produk kapur pengusir semut dan serangga, dan produk ini 100 persen berbahan organik. Pembuatannya juga sangat mudah dan murah," ujar Ketua Tim Pertama Kenxin Ajita Mulyadi, di Surabaya, Sabtu.

Tim tersebut beranggotakan Devan Ahmad Hebofernanda, Nindy Raisya Amelia Putri, Nadia Ivana Aristawati, Adriansyah Akbar Ade Pratama, dan Kenxin Ajita Mulyadi. Mereka meraih emas di kategori Biotechnology, Personal Care Products, Culinary and Food.

Ken menjelaskan material pembuatan kapur ini menggunakan dua jenis bahan utama yakni ekoenzim atau cairan yang terbuat dari fermentasi kulit sayuran dan buah-buahan, dan tepung cangkang telur.

"Tepung cangkang telur dan ekoenzim kita campurkan dengan tepung tapioka dan air dengan rasio 3 banding 5 banding 8 banding 1. Kemudian kita keringkan dengan sinar matahari selama dua hari," ujarnya.

Ken mengungkapkan ada empat cara utama penggunaan kapur pengusir semut dan serangga itu. Pertama, bisa digoreskan seperti kapur biasa. Kedua, bisa dihancurkan dan ditaburkan di tempat yang dilalui serangga.

Ketiga, kapur bisa dicampur dengan air seperti sprei. Terakhir, bisa dijadikan kamper, bisa ditaruh di atas lemari atau kamar mandi.

"Produk kami punya tingkat kemampuan mengusir serangga hampir sama dengan kapur barus, sekitar 60 banding 65 persen," katanya.

Keunggulan produk ini juga bisa dipakai untuk alternatif pupuk karena terbuat dari bahan-bahan alami. Sejauh ini, produk tersebut juga tidak mengakibatkan iritasi tangan. Bahkan, jika tak sengaja terkonsumsi juga masih aman.

"Ke depan, kita ingin optimalisasi kualitas produk, sehingga bisa jauh melebihi kapur pada umumnya. Lalu merambah ke komersialisasi, sehingga bisa menjangkau seluruh kalangan masyarakat," ujarnya.

Sementara tim kedua menciptakan inovasi Kleen, yakni kotak pembunuh bakteri dan kuman. Dengan alat ini, peralatan atau barang dapat disterilisasi dari kuman dengan waktu relatif cepat kisaran 7 menit.

"Kalau terburu-buru bisa juga dengan waktu 2 sampai 5 menit. Itu sudah cukup untuk membunuh dan mengurangi koloni (bakteri dan kuman, red) yang ada," ungkap Ketua tim Valina Nadira Putri Hananto.

Tim tersebut beranggotakan Valina Nadira Putri Hananto, Alvito Rizky Ardhi Putra, Rafif Salman Mudafarsya, Syauqi Nabil Ahmad, dan Muhammad Hanif Athalla. Mereka meraih emas di kategori Green Technology / Protection of Environment / Agriculture.

Sementara itu, Kepala SMAN 5 Surabaya Sukirin Wikanto terus mendorong para siswanya agar mampu mengeksplor seluruh kemampuannya untuk meraih prestasi baik di kancah nasional maupun internasional.
"Sehingga bisa membangkitkan semangat anak-anak untuk berprestasi. Baik nasional maupun internasional. Semakin banyak menabung portofolio nanti akan mudah masuk jenjang pendidikan berikutnya," tuturnya.

Baca juga: Siswa SMAN 5 Surabaya raih dua medali di Thailand

Baca juga: Siswa SMAN 10 Surabaya sabet emas di ajang YISF 2023

Baca juga: Siswa SMAN 10 Surabaya raih emas di Korea Selatan

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023