Kalau ingin membangun rakyat maka perhatikan kelapa. Selama 10 tahun terakhir kelapa ini telah dilupakan, padahal ini adalah salah satu komoditas unggulan Indonesia

Kabupaten Gorontalo (ANTARA) - Koalisi Pemerintah Daerah Penghasil Kelapa (Kopek)
menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II untuk merumuskan regulasi dan kebijakan, serta melahirkan peta pengembangan kelapa di Indonesia.

Ketua Kopek yang juga Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo di Gorontalo, Sabtu, mengatakan kegiatan yang sebagai bagian dari peringatan Hari Kelapa Sedunia di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
itu juga bertujuan untuk menyusun program kerja dua tahun ke depan.

"Indonesia sebelumnya adalah negara penghasil kelapa nomor satu di dunia dengan lahan seluas 3,7 juta hektar. Namun sekarang turun menjadi rangking kedua setelah Filipina, dengan lahan yang ada tinggal 3,3 juta hektare ," ucap Nelson.

Melalui Rakernas tersebut, Kopek merumuskan berbagai regulasi dan kebijakan untuk mengembalikan kejayaan kelapa Indonesia.

Nelson mengungkapkan, saat ini ada kurang lebih enam juta petani yang bergerak di sektor perkebunan kelapa. Dari jumlah tersebut, kepemilikan kelapa 80 persen adalah petani. Menurutnya hal ini menjadi potensi besar untuk pengembangan kelapa di Indonesia.

"Kalau ingin membangun rakyat maka perhatikan kelapa. Selama 10 tahun terakhir kelapa ini telah dilupakan, padahal ini adalah salah satu komoditas unggulan Indonesia," ujar Nelson.

Sementara itu Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Koperasi dan UKM Rulli Nuryanto, memaparkan data produksi kelapa Indonesia pada 2022 berdasarkan data BPS yang mencapai 2,87 juta ton. Lima provinsi penghasil kelapa terbesar yaitu Riau, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Maluku Utara, dan Sulawesi Tengah.

"Untuk produksi kelapa Gorontalo sebesar 2,38 persen dari produksi nasional. Angka ini harus bisa memberi semangat bagi kita semua agar terus menerus meningkatkan produk kelapa dan olahannya," kata dia.

Rulli mengungkapkan, Kemenkop UKM mendorong agar ekosistem industri kelapa bisa terintegrasi dari hulu ke hilir. Salah satu strateginya yaitu dengan meningkatkan daya saing dan ekspor kelapa melalui peran koperasi.

Koperasi yang bergerak di bidang pertanian saat ini termasuk di sektor kelapa sebanyak 4.150 koperasi, sedangkan yang bergerak di sektor kopra sejumlah 35 koperasi.

"Koperasi bisa berperan untuk mengkonsolidasikan potensi para petani, menghubungkan akses pembiayaan, mengadopsi penggunaan teknologi, serta menjadi agregator dalam memasarkan produk kelapa," kata Rulli.

Baca juga: ICC berharap daerah penghasil kelapa miliki kebun sumber benih

Baca juga: Bupati Gorontalo sebut keuntungan pengembangan perkebunan kelapa

Baca juga: KemenkopUKM: Hilirisasi komoditas kelapa tingkatkan daya saing produk

Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023