“Mengingat peran strategis dalam komunikasi publik, saya mengajak para praktisi PR untuk ikut berkolaborasi dalam mendukung agenda nasional 2024 yaitu Pemilu Damai dan Ibu Kota Nusantara,” ujar Budi Arie dalam rilis pers, Jumat.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Sewindu PR Indonesia di Jakarta, Kamis (21/9).
Kegiatan Sewindu PR Indonesia Group juga dihadiri Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, CEO PR Indonesia Group Asmono Wikan, dan Ketua Umum Serikat Perusahaan Pers Januar Ruswita.
Baca juga: Pakar ungkap tantangan humas di era kecerdasan buatan
Budi mengatakan praktisi PR bisa memberi dukungan dengan menciptakan ruang digital yang sehat. Tujuannya untuk menjaga persatuan bangsa khususnya menjelang tahun politik 2024.
Praktisi PR, kata dia, diharapkan mampu mendukung upaya pemerintah menepis konten-konten negatif, mendukung peningkatan literasi digital, dan ikut serta dalam mengamplifikasi informasi mengenai Pemilu Damai di berbagai platform.
Sementara itu terkait agenda pemindahan ibu kota, praktisi PR juga dinilai memiliki peran penting untuk menyediakan informasi yang tepat. Berbagai isu mengenai pemindahan ibu kota harus dikelola dengan baik.
“PR harus menjadi sumber yang kredibel dalam meningkatkan pengetahuan publik dan mendukung partisipasi publik dalam pengembangan IKN melalui pemberitaan yang positif dan seimbang,” kata Budi.
Baca juga: Dirjen IKP nilai kehumasan harus terdepan komunikasikan keberlanjutan
Dalam kesempatan itu, Budi Arie juga mendorong industri PR mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan performa kehumasan Indonesia.
“Dalam menyambut masyarakat yang semakin digital, maka adopsi teknologi terbaru dalam PR dapat dilakukan di berbagai aktivitas seperti media sosial marketing hingga penyusunan database media,” kata Budi.
Dengan menggunakan AI, praktisi PR dapat menyusun pesan dan strategi yang relevan dan terintegrasi secara lebih cepat. Salah satu teknologi AI yang sedang berkembang adalah pencarian kata kunci dan data analityc.
“Kemampuan AI dalam membantu aktivitas penting dalam PR berdampak pada produktivitas dan efisiensi PR yang meningkat 10 persen sampai 15 persen,” jelasnya.
Budi Arie mengatakan terdapat survei yang menunjukkan keberadaan AI telah membantu 40 persen aktivitas PR. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa adopsi AI dalam aktivitas PR memiliki potensi untuk terus dikembangkan.
Baca juga: Pemerintah ajak pranata humas promosikan kendaraan listrik
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023