Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga eks Kampung Bayam yang kini menghuni tenda darurat di sekitar Jakarta International Stadium (JIS) mempertimbangkan tawaran pindah ke rumah susun sederhana sewa dari Pemerintah Kota Jakarta Utara.

Menurut Astuti (38), survei di dua unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang difasilitasi oleh jajaran Kelurahan Papanggo dan Kecamatan Tanjung Priok dilakukan pada Kamis (21/9).

"Kemarin saya bersama bapak lurah dan camat serta dua rekan sudah mensurvei langsung ke rusun yang ditawarkan. Menurut pribadi, pertimbangan saya soal akses, sangat jauh sekali dengan tempat anak sekolah, jarak tempuhnya jauh," kata Astuti kepada pers di Jakarta Utara pada Jumat.

Astuti mengaku sudah mendapat surat pemberitahuan mengenai batas waktu yang diberikan pemerintah bagi penghuni tenda darurat sekitar JIS untuk memindahkan barang-barang mereka hanya sampai Jumat.

Baca juga: Pemprov DKI sebut Jakpro usahakan Kampung Susun Bayam segera dihuni

Namun Astuti mengabaikan karena surat keputusan dari Gubernur DKI Jakarta yang lama memberi kepastian bagi dirinya dan 19 Kepala Keluarga (KK) untuk menghuni unit di Kampung Susun Bayam (KSB).

"Kami sebagai yang punya SK dan nomor unit di KSB, kami setuju pindah untuk sementara. Kalau selamanya, tidak setuju," katanya.

Tiga warga yang mewakili 20 KK tersebut hanya melakukan survei lokasi. "Kami akan bertahan sebelum ada perjanjian (relokasi ke rusun) untuk dititipkan, bukan untuk selamanya," kata Astuti.

Senada dengan Astuti, Agus Hariyanto (42) juga meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberi waktu bagi warga untuk mempertimbangkan tawaran tersebut.

Sejumlah rusun yang disurvei warga antara lain Rusunawa Nagrak di Cilincing dan Rusunawa Muara Angke di Penjaringan. Namun warga lebih cocok dengan rusun yang dekat dari tempat sekolah anak, seperti Rusunawa Penjaringan di Jalan Tanah Pasir.

"Kemarin sudah survei rusun tapi pertimbangan warga soal tempat adalah akses anak sekolah. Kalau untuk saya dan teman-teman lain (pilih) di Tanah Pasir karena lebih dekat sekolahan, kalau yang lain jauh," kata Agus.

Baca juga: DKI: Warga Kampung Bayam belum ada yang pindah ke Rusun Nagrak

Untuk kenyamanan warga, jajaran Pemerintah Kota Jakarta Utara memfasilitasi survei ke dua unit rumah susun yang ada di Jakarta Utara sebagai tempat hunian baru eks Kampung Bayam yang lebih layak pada Kamis (21/9).

Lurah Papanggo Tomi Haryono di Jakarta Utara, Jumat, mengatakan, kegiatan survei melibatkan tiga perwakilan warga. Mereka datang ke dua lokasi rusun untuk memastikan fasilitas dan kondisi unit yang disiapkan.

"Setelah survei ini warga akan melakukan rembuk. Semoga salah satu bisa menjadi pilihan," kata dia.

Tomi mengatakan, opsi relokasi disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara mempertimbangkan kondisi kehidupan warga di dalam tenda depan kawasan JIS yang kurang layak.

Diharapkan opsi yang diberikan disambut baik oleh penghuni eks Kampung Bayam yang masih bertahan di dalam tenda.

Baca juga: Warga Kampung Bayam dirikan tenda di depan Balai Kota Jakarta

Pemerintah Kota Jakarta Utara (Jakut) juga akan memfasilitasi proses perpindahan hingga kepengurusan dokumen serta perpindahan sekolah anak.

Menurut Tomi, berdasar data validasi yang dilakukan terdapat sebanyak 19 KK yang bakal dipindah ke rusun. Namun, dia akan melihat perkembangan lapangan bila nantinya ada penambahan jumlah berdasar data hasil validasi.

Pemprov DKI Jakarta masih memberlakukan SK terkait COVID-19 bagi penghuni rusun. Karena itu, bagi penghuni eks Kampung Bayam yang mau direlokasi pun dipastikan belum akan dikenakan tarif retribusi.

"Kami mengimbau mereka agar segera bisa pindah. Mudah-mudahan besok sudah mulai pindah," katanya.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023