Aden (ANTARA News) - Sejumlah tersangka militan Al Qaida menembak mati seorang perwira intelijen Yaman di provinsi wilayah selatan, Lahj, Kamis, kata seorang pejabat keamanan setempat, sehari setelah tiga pilot angkatan udara tewas dalam serangan serupa.

Sekitar 60 aparat keamanan dan militer tewas di Yaman selatan dan timur sejak 2011 setelah kelompok garis keras mengobarkan kekerasan dengan memanfaatkan kekacauan politik yang kemudian menggulingkan Presiden Ali Abdullah Saleh.

"Perwira Mohammed Ahmed Saleh al-Koobi ditembak mati dengan senjata berperedam suara ketika ia berjalan kaki di kampung halamannya (di Lahj)," kata pejabat keamanan lokal itu.

Ia menambahkan, penyerang diyakini terkait dengan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP), demikian laporan Reuters.

Orang-orang bersenjata yang terkait Al Qaida membunuh tiga pilot angkatan udara, Rabu, ketika mereka pergi ke sebuah pangkalan udara selatan yang digunakan secara bersama-sama dengan pasukan AS untuk menyerang AQAP.

Sebuah pernyataan kementerian pertahanan mengatakan, pasukan telah menangkap salah satu militan yang terlibat dalam serangan itu.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei 2011 berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Reuters melaporkan, negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari 2012 menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013