Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Rabu pagi, naik tipis empat poin menjadi Rp.9.060/9.063, dibandingkan penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.064/9.080 per dolar AS. Analis valas PT Bank Panin Bank, Jasman Ginting, di Jakarta, Rabu mengatakan rupiah masih tetap mendapat dukungan pasar, meski sentimen positif itu makin mengendor. Rupiah masih sulit dan berat untuk bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS kalau melihat kenaikannya saat ini relatif kecil, katanya. Meski demikian, lanjutnya, apabila Bank Indonesia (BI) pada bulan ini masih tetap mempertahankan bunga BI Rate-nya, maka peluang untuk rupiah menguat lebih jauh akan bisa tercapai. Karena, pelaku pasar saat ini sedang memfokuskan perhatiannya terhadap BI yang menyebutkan masih ada ruang bagi BI untuk menurunkan BI Rate yang saat ini mencapai 12,50 persen, katanya. Sentimen positif setelah bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga Fed Fund sebesar 25 basis poin memang memicu rupiah menguat tajam, hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS, bahkan sebagian analis menyatakan rupiah akan mampu mencapai leve Rp8.700 per dolar AS. Bahkan data inflasi Indonesia dari tahun ke tahun yang cenderung turun juga memberikan arti positif bagi rupiah untuk terus menguat dan memperkuat realisasi BI untuk segera menurunkan bunga BI Rate, tuturnya. Tetapi, katanya, nilai tukar itu diperkirakan masih sulit untuk bisa mencapai kisaran Rp9.000 per dolar AS, karena untuk mencapai level tersebut masih banyak hambatannya. Dalam kondisi ini, menurut dia, BI juga harus mewaspadai kenaikan rupiah yang cukup cepat karena dikhawatirkan nilai tukar itu akan mudah terpuruk. Peluang rupiah untuk menguat lebih jauh masih ada, meski BI didesak berbagai kalangan untuk segera menurunkan bunga BI Rate, katanya. Rupiah, menurut dia, ketika pasar dibuka masih berkisar di level Rp9.065 per dolar AS, namun 20 menit kemudian, rupiah terus menguat hingga di posisi Rp9.060 per dolar AS sampai pasar ditutup pada sesi pagi. Meski demikian, peluang rupiah untuk menguat hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS masih cukup besar, karena berbagai sentimen positif dari eksternal masih cukup kuat untuk memicu nilai tukar itu ke arah tersebut, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006