New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah turun di New York pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena para investor khawatir tentang pasokan AS yang berlimpah dan dolar menguat terhadap euro dan yen.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, berakhir pada 96,39 dolar AS per barel atau turun 23 sen dari penutupan Rabu.
Namun harga penutupan minyak mentah light sweet tersebut berbalik naik atau "rebound" dari terendah harian Kamis pada 95,35 dolar AS barel.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, naik 13 sen menjadi menetap di 104,47 dolar AS per barel di perdagangan London.
Bill Baruch dari iiTrader.com mengatakan bahwa pasar New York mencapai "resistensi utama" dengan garis tren di bawah 97 dolar AS di tengah kekhawatiran pasar tentang kelebihan pasokan dengan persediaan minyak AS pada rekor tertinggi.
"Kami sekarang ini sedang melihat untuk konsolidasi," katanya.
WTI berbalik naik pada akhir perdagangan karena selera baru investor terhadap risiko melanda pasar keuangan, kata Bob Yawger dari Mizuho Securities.
Dolar "sangat kuat pada sore hari dan minyak naik," kata Yawger. "Secara umum, ini bukan cara kerjanya."
Tindakan itu dilakukan setelah dolar, terangkat oleh data pekerjaan AS yang menggembirakan, menembus tingkat 100 yen untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun dan meningkat sedikit terhadap euro.
Dolar yang lebih kuat cenderung mengurangi permintaan untuk minyak mentah yang dihargakan dalam dolar dari pembeli yang memegang mata uang lemah, demikian AFP.
(A026)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013