Sanaa (ANTARA News) - Penculik Yaman membebaskan pasangan Finlandia dan seorang pria Austria yang hilang sejak disandera di Sanaa pada Desember 2012, kata satu sumber keamanan senior Yaman, Kamis.

Sumber tersebut mengatakan kepada Reuters, ketiga orang itu dibebaskan Rabu malam setelah penengahan oleh pihak berwenang di negara tetangga, Oman, yang katanya membayar sejumlah uang tebusan bagi pembebasan mereka.

"Pihak berwenang Oman memimpin upaya penengahan dan membayar uang tebusan untuk membebaskan sandera-sandera Finlandia dan Austria," kata sumber keamanan senior Yaman itu kepada Reuters.

"Mereka (sandera) diserahkan kepada pihak berwenang Oman kemarin malam," tambah sumber itu, yang menolak menyebutkan berapa jumlah uang tebusan yang dibayar.

Warga asing sering menjadi korban penculikan di Yaman oleh orang-orang bersenjata yang memanfaatkan hal itu sebagai alat tawar-menawar dengan pemerintah.

Lebih dari 200 orang diculik di Yaman dalam 15 tahun terakhir. Sebagian besar dari mereka dibebaskan dalam keadaan hidup dan selamat.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al Qaida memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Pemulihan stabilitas Yaman merupakan prioritas internasional karena posisi strategisnya yang berdekatan dengan negara pengekspor minyak Arab Saudi dan jalur perkapalan internasional.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei 2012 berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

(M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013