Tunis (ANTARA News) - Tunisia menyatakan, Kamis, polisi telah menangkap seorang "teroris" Libya yang berusaha memasuki sebuah pelabuhan selatan dengan membawa peledak.

"Satuan tugas anti-terorisme... Rabu menangkap seorang teroris Libya yang berusaha memasuki Pelabuhan Ktef di Ben Guardan dengan membawa sejumlah peledak," kata Kementerian Dalam Negeri Tunisia dikutip Reuters.

Penangkapan "teroris" Libya itu diumumkan ketika aparat keamanan Tunisia melakukan operasi penumpasan militan.

Selasa, tentara dan polisi Tunisia mengatakan, mereka memburu lebih dari 30 tersangka militan terkait Al Qaida di dekat perbatasan negara itu dengan Aljazair, dan Presiden Moncef Marzouki pergi ke daerah itu untuk mengawasai operasi tersebut.

Tunisia semakin khawatir atas serangan-serangan yang dituduhkan pada militan garis keras bersenjata.

Rached Ghannouchi, ketua Partai Ennahda berhaluan Islamis yang berkuasa, mengatakan, Kamis, "Terorisme tidak memiliki masa depan di Tunisia."

"Kini saatnya dialog dengan teroris yang membawa senjata," katanya pada jumpa pers.

Ghannouchi di masa silam mengatakan, ia mendukung dialog dengan kelompok-kelmpok garis keras Salafist.

Polisi mengatakan, kelompok garis keras mendalangi pembunuhan politikus oposisi sekular Chokri Belaid pada Februari, yang menyulut protes jalanan terbesar di Tunisia sejak penggulingan Zine al-Abidine Ben Ali, yang berkuasa selama lebih dari dua dasawarsa, pada 2011.

Menteri Dalam Negeri Lotfi Ben Jeddou kepada parlemen, Rabu, mengatakan, militan yang diburu oleh militer di perbatasan Tunisia dengan Aljazair adalah veteran perang Mali, dimana pasukan Prancis campur tangan untuk menumpas kelompok garis keras.

"Mereka datang dari Mali," kata menteri Tunisia itu selama sidang terbuka di majelis nasional, seperti dikutip AFP.

"Saya ingin sidang ini tertutup agar saya bisa mengatakan lebih banyak," katanya kepada para anggota parlemen, yang mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai perburuan terhadap dua kelompok yang bersembunyi di daerah perbatasan yang kata kementerian dalam negeri terkait dengan Al Qaida.

Sebanyak 16 prajurit dan anggota garda nasional cedera, beberapa dari mereka dalam keadaan serius, dalam serangan-serangan militan.

Ben Jeddou mengatakan, dalam tiga hari terakhir dua tersangka kaki-tangan militan ditangkap, sehingga jumlah tersangka yang ditahan menjadi 37 di kawasan itu sejak Desember.

Sejauh ini belum ada militan yang ditangkap atau tewas, menurut kementerian pertahanan.

Sebelumnya Rabu, Perdana Menteri Ali Larayedh menekankan bahwa situasi keamanan di Tunisia membaik dan kelompok-kelompok militan buronan akan dikalahkan.

(M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013