Islamabad (ANTARA News) - Presiden Pakistan Asif Ali Zardari telah menyampaikan keprihatinan besar atas penculikan putra mantan perdana menteri dan mengutuk perbuatan itu, setelah serangan terhadap satu pertemuan politik, kata seorang juru bicara presiden.
Ali Haider Gillani, putra Yusuf Raza Gillani dan calon dari satu majelis provinsi di Multan, diculik oleh beberapa pria tak dikenal yang bersenjata setelah mereka melepaskan tembakan dan menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lagi.
Zardari, yang juga menelepon Yusuf Raza Gillani, menggambarkan penculikan Ali Haider Gillani sebagai tindakan musuh pengecut yang paling tercela, kata Juru Bicara Presiden, Senator Farhatullah Babar.
Ia mengatakan Presiden Pakistan itu juga menyeru semua lembaga terkait pemerintah agar bertindak untuk menemukan Ali Haider Gillani, yang diculik, menyelamatkannya dan menyeret pelakunya ke pengadilan.
Zardari mengatakan Partai Demokratik Progresif sudah menyampaikan kekhawatiranya mengenai ancaman gerilyawan fanatik dan telah menyeru Komisi Pemilihan Umum serta Pemerintah agar melakukan tindakan yang memadai sehingga pemilihan umum takkan dirusak oleh kaum fanatik.
Ia mengatakan kekuatan demokrasi takkan tergelincir oleh tindakan pengecut semacam itu dan akan terus memerangi fanatisme sampai ke akar-akarnya dan membuat berhasil proses peralihan demokrasi yang berlangsung, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.
Polisi mengumumkan hadiah bagi siapa saja yang bisa memberi keterangan mengenai para penculik itu, kata seorang perwira polisi.
Polisi menutup semua jalan ke luar bagi gerilyawan dan melakukan operasi pencarian.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung-jawab dan keluarga Gillani juga tidak menyalahkan siapa pun atas peristiwa tersebut.
Faksi Taliban telah mengancam akan menyerang PBB, Gerakan Muttahida Qaumi (MQM) dan Partai Nasional Awami (ANP), karena apa yang mereka sebut partai "doktrin sekuler".
(C003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013