Perusahaan membukukan pendapatan mencapai Rp18,9 triliun.
Palembang (ANTARA) - Perusahaan tambang batu bara milik negara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan pertumbuhan pendapatan meski harga batu bara pada 2023 ini anjlok.
"Harga batu bara sekarang ini sekitar 160 dolar Amerika Serikat per ton, sedangkan pada 2022 mencapai hingga 400 dolar AS per ton," kata Sekretaris Perusahaan PTBA Niko Chandra pada kelas jurnalistik (workshop jurnalistik), di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis.
Dia menjelaskan, produksi batu bara pada semester pertama 2023 ini mengalami peningkatan sekitar 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Produksi batu bara pada semester pertama 2023 tercatat 18,8 juta ton, sedangkan periode yang sama pada tahun sebelumnya 15,9 juta ton.
Dengan produksi batu bara tersebut, perusahaan membukukan pendapatan mencapai Rp18,9 triliun.
Pendapatan PTBA dari hasil kegiatan produksi yang sebagian besar dari tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumsel itu tumbuh sekitar dua persen dibanding periode yang sama pada 2022.
"Alhamdulillah meskipun harga batu bara mengalami penurunan pada tahun ini, namun perusahaan masih membukukan kinerja baik," ujarnya lagi.
Produksi batu bara dan pendapatan perusahaan memungkinkan terus meningkat, karena memiliki basis sumber daya batu bara yang besar.
Berdasarkan data, PTBA memiliki basis sumber daya batu bara yang besar mencapai 5,851 miliar ton, dengan cadangan batu bara sebanyak 3,018 miliar ton yang memperkuat kontribusi signifikan perusahaan terhadap sektor pertambangan di Tanah Air, kata Sekper PTBA Niko Chandra itu pula.
Baca juga: PTBA catat laba bersih Rp2,8 triliun pada semester I 2023
Baca juga: Produksi batu bara PT Bukit Asam meningkat 18 persen
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023