...merupakan andalan Bengkulu sejak dulu"

Bengkulu (ANTARA News) - Produksi kopi tanaman masyarakat di Bengkulu pada 2013 diperkirakan turun akibat pengaruh cuaca ekstrim akhir-akhir ini.

Produksi tahun ini diperkirakan berkisar antara 25-30 ribu ton, turun bila dibadingkan sebelumnya mencapai 44.000 ton, kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu Riky Gunarwan, Kamis.

Selain itu jumlah areal tanaman juga diperkirakan berkurang dari sebelumnya sekitar 90.700 hektare karena banyak tanaman sudah tua dan tidak terjadi peremajaan.

Riku khawatir petani akan beralih ke tanaman lain bila petaninya tidak dibina, seperti ke tanaman kayu sengon, buah naga dan kelapa sawit. Padahal saat ini tanaman kopi adalah salah satu andalan provinsi itu.

Ia mengatakan sentra produksi kopi jenis robusta di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong sudah ada sejak dulu, maka hingga saat ini tetap dipertahankan bahkan akan dijadikan komoditas andalan Bengkulu ke depan.

"Kami mengharapkan tanaman kopi baik jenis robusta maupun arabika tidak bisa dihilangkan karena merupakan andalan Bengkulu sejak dulu, setelah Pagar Alam, Sumsel," ujarnya.

Untuk mempertahankan tanaman kopi robusta itu pihaknya setiap tahun memberikan bibit gratis kepada petani kopi di sentra produksi Kabupaten Kepahiang.

Pada anggaran 2013 telah dialokasikan pembagian bibit kopi stek sebanyak 350 ribu batang untuk kepada petani dalam rangka meremajakan kopi tanaman tua.

Selama ini tanaman kopi robusta masih menggunakan pola tradisonal dan belum menggunakan sistem stek, sehingga hanya panen setahun sekali.

Namun ke depan akan dibuat pola stek agar produksinya meningkat dan usia panennya juga lebih cepat.

Seorang pedagang pengumpul kopi dan coklat di Bengkulu Zurdinata mengatakan, kewalahan memenuhi pesanan dari berbagai distributor luar daerah itu.

Permintaan akan kopi Bengkulu setiap minggu mencapai 100 ton, sedangkan pasokan dari petani setempat sekitar 50 ton.

Pewarta: Zulkifli Lubis
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013