Sejarah harus mengingat dia tak hanya manajer sepakbola terhebat Inggris namun juga terbaik yang dimiliki dunia"
London (ANTARA News) - Koran-koran Inggris menyanjung manajer Manchester United Alex Ferguson yang disebut mereka tak dipungkiri lagi adalah pelatih sepakbola terbesar dalam sejarah, setelah secara dramatis mengumumkan pensiun usai membaktikan diri selama hampir 27 tahun.
Ferguson adalah pribadi istimewa yang bisa menjadi pemimpin hebat di bidang apa saja yang dipilihnya. Manchester United beruntung dia telah memilih sepakbola, tulis Daily Telegraph seperti dikutip AFP.
Bahkan Financial Times menurunkan kisah Ferguson dalam halaman depannnya dengan mengatakan dia telah mempersembahkan 26 tahun karya besarnya dalam mengatasi personalitas-personalitas yang saling bersaing.
The Sun menurunkan tulisan bernada humor mengenai kemampuan manajerial Sir Alex dengan memberi sehalaman penuh di muka depan koran itu dengan foto hairdryer (pengering rambut) warna merah dengan badge klub United serta foto kecil Ferguson sedang memarahi seseorang.
Simbol hairdryer merujuk pada perilaku sang manajer saat mengoreksi pemain dan wasit lewat komentar-komentar pedasnya serta kata-kata penuh amarahnya, dan pertama kali dipopulerkan mantan striker United Mark Hughes yang pernah didamprat Ferguson.
Semua koran sepakat David Moyes akan menggantikan Ferguson, padahal dia tak pernah memenangi satu pun tropi selama 11 tahun menangani Everton yang jauh berbeda dari 38 tropi yang telah dipersembahkan Ferguson kepada United.
"Tigapuluh delapan (melawan) nol menempel pada buku siapapun," tulis The Times. "Namun ketimbang opsi Jose Mourinho yang lebih flamboyan dan sukses, Moyes, yang menemukan Wayne Rooney, adalah penerus nyata bagi seorang yang dipuja oleh 650 juta penggemar," sambung harian ini.
Banyak suratkabar yang mengatakan Moyes yang kini berusia 50 tahun dikontrak berkat talenta yang diturunkan teman sesama Skotlandia-nya, Alex Ferguson.
Ferguson (71) diamuk emosi saat mengumumkan keputusannya meninggalkan para pemainnya, begitu pula tim pelatih dan staf pusat pelatihan United Rabu kemarin.
Merunut sejarah karir Ferguson, koresponden sepakbola Telegraph Jeremy Wilson menyebut Ferguson melesat di atas para manajer legendaris lainnya karena dia telah memenangi sejumlah tropi untuk klub kurang terkenal Aberdeen di Skotlandia sebelum bergabung dengan United.
"Sejarah harus mengingat dia tak hanya manajer sepakbola terhebat Inggris namun juga terbaik yang dimiliki dunia," simpul Wilson seperti dikutip AFP.
Sementara Matt Dickinson dari The Times mengingatkan bagaimana wartawan terfokus pada perlakuan
hairdryer Ferguson, namun sebenarnya juga kagum pada kemampuan memotivasinya.
"Bahkan ketika Ferguson membenturkan kami ke dinding dan memuntahkan kemarahan atas kisah yang benar sekalipun pun, kami tahu kami beruntung melihatnya terekspos. Bahkan ketika kami membenci dia sekalipun, para pemain dengan pasti akan memberikan segalanya untuk dia," tulis Dickinson.
Greg Dyke, ketua Asosiasi Sepakbola (FA) berikutnya, mencoba menunjuk kespesialan Ferguson, dalam satu bagian tulisan di Telegraph.
"Mungkin bakat terbesarnya, dan alasan mengapa dia mundur adalah kehilangan terbesar bagi sepakbola Inggris dan bagi timnas Inggris --ini ironis mengingat dia adalah orang Skotlandia-- dengan kemampunanya melahirkan generasi dari generasi para pemain muda Inggris," kata Dyke seperti dikutip AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013