Kami pasang jaring-jaring di sungai supaya sampah yang bocor ke sungai bisa tertangkapJakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan pemasangan sistem jaring di sungai-sungai dapat mengurangi timbulan sampah yang masuk ke laut.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Berbahaya dan Beracun (Dirjen PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan sebanyak 80 persen sampah di laut Indonesia berasal dari aktivitas daratan dan 30 persen diantaranya berupa sampah plastik.
"Kami pasang jaring-jaring di sungai supaya sampah yang bocor ke sungai bisa tertangkap," ujarnya dalam dialog pengurangan sampah plastik di Jakarta, Kamis.
Baca juga: KLHK: Indonesia berhasil turunkan 38 persen sampah laut
Vivien menuturkan sungai adalah pintu gerbang sampah dari daratan mengalir ke laut, sehingga butuh sistem jaring untuk memerangkap sampah.
Ketika sampah tertangkap oleh sistem jaring yang dipasang di sungai-sungai, lanjutnya, sampah tidak boleh langsung diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi harus dipilah untuk memisahkan jenis sampah.
Baca juga: Indonesia cegah 200 ribu ton sampah plastik bocor ke laut
"TPA sekarang harus menjadi tempat pembuangan residu saja, karena residu tidak bisa dikelola dan tidak bisa didaur ulang," kata Vivien.
Berdasarkan data Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut, Indonesia mampu mengurangi 35,36 persen sampah plastik di laut dari yang sebelumnya mencapai 615.675 ton pada tahun 2018 menjadi hanya 408.885 ton pada tahun 2022.
Bila merujuk riset terbaru oleh Meijer et.al, pada tahun 2021 sampah plastik yang bocor ke laut telah banyak berkurang dibandingkan riset Jambeck et.al pada tahun 2015.
Baca juga: Indonesia gelar lokakarya ASEAN-Pasifik tentang sampah plastik laut
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023