Dengan capaian ini, status pembangunan manusia di Kaltara masih berstatus tinggi
Tanjung Selor (ANTARA) - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu 2013 sampai 2022 yang mengindikasikan kesempatan penduduk mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, dan pendidikan, semakin membaik.
“Penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi turut mendukung pembangunan manusia menjadi lebih baik,” kata Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang di Tanjung Selor, Kamis.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), dari sisi ekonomi indikator-indikator makro menunjukkan perbaikan. Laju pertumbuhan ekonomi mulai meningkat sejak 2021 sebesar 3,98 persen dan pada 2022 sebesar 5,34 persen.
Keadaan ketenagakerjaan juga semakin membaik dilihat dari tingkat pengangguran terbuka yang semakin menurun, dan penduduk usia kerja yang terdampak pandemi berkurang secara signifikan.
IPM Kaltara pada 2022 tercatat 71,83 meningkat 0,64 poin dari tahun sebelumnya. “Dengan capaian ini, status pembangunan manusia di Kaltara masih berstatus tinggi,” kata Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai.
Baca juga: Kemenpora: Indeks pembangunan manusia naik, jadi modal Indonesia emas
Menurut capaian masing-masing komponen pembentuk IPM, kata dia, Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir tercatat 72,67 tahun. Artinya, bayi yang lahir pada 2022 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 72,67 tahun, lebih lama 0,02 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir tahun sebelumnya.
Harapan Lama Sekolah (HLS) tercatat 13,06 tahun yang berarti anak-anak yang pada tahun 2022 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 13,06 tahun atau hampir setara dengan masa pendidikan untuk menamatkan jenjang Diploma I. HLS 2022 tercatat lebih lama 0,12 tahun dibandingkan dengan tahun 2021.
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) tercatat 9,27 tahun, yang berarti penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 9 tahun atau setara dengan lulus SMP. Angka ini juga meningkat dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar 9,11 tahun. Selain itu pengeluaran per kapita disesuaikan tercatat sebesar Rp9,350 juta/orang/tahun pada 2022.
Secara nasional, IPM Kaltara 2022 berada pada urutan ke-21, menempati urutan ketiga di Pulau Kalimantan, setelah Kalimantan Timur (77,44) dan Kalimantan Selatan (71,84).
Baca juga: Gubernur Kaltara raih penghargaan rencana pembangunan kepemudaan
Selama periode 2013-2022 IPM Kaltara selalu mengalami peningkatan setiap tahun, kata dia, kecuali pada 2020 yang terdampak pandemi COVID-19. Pada periode tersebut, IPM Kaltara telah meningkat sebesar 3,84 poin dari 67,99 pada tahun 2013 menjadi 71,83 pada 2022.
Sebelum pandemi (2013- 2019) IPM Kaltara tumbuh rata-rata sebesar 0,76 persen per tahun. Namun pada 2020 turun 0,73 persen dan mulai tumbuh lebih cepat pada 2021 hingga saat ini.
Adapun IPM Kaltara secara rinci pada 2013 mencapai 67,99, pada 2014 sebesar 68,64, 2015 sebesar 68,76, 2016 sebesar 69,20, 2017 sebesar 69,84, 2018 sebesar 70,56,
2019 mencapai 71,15, lalu turun pada 2020 menjadi 70,63, kemudian kembali naik menjadi 71,19 pada 2021, dan meningkat menjadi 71,83 pada 2022.
“Kita harapkan pada 2023 ini IPM Kaltara menunjukkan kenaikan yang signifikan,” kata Mas’ud Rifai.
Baca juga: IPM Kaltara diupayakan meningkat, ditargetkan di atas nasional
Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023