Paket pertanian ini masih pelik. Negara maju dan berkembang serta miskin belum berpandangan sepadan dalam sektor ini. Ini yang harus disepadankan. PR kita masih banyak,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai perundingan sektor pertanian dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Bali, Desember mendatang masih menjadi hal yang pelik karena belum muncul keluwesan sikap di kutub negara maju maupun berkembang.
"Paket pertanian ini masih pelik. Negara maju dan berkembang serta miskin belum berpandangan sepadan dalam sektor ini. Ini yang harus disepadankan. PR kita masih banyak," katanya kepada wartawan di ruang kerjanya di Jakarta, Rabu, ketika menjelaskan hasil kunjungannya ke Jenewa beberapa waktu lalu, membahas persiapan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan itu.
Ditanya apakah dalam pertemuan mendatang semua pihak akan luwes atau fleksibel sehingga pertemuan itu akan sukses, Gita hanya mengatakan semoga semua pihak berniat baik.
Dalam pertemuan WTO mendatang, kata menteri, Indonesia telah menunjukkan sikap dalam sejumlah pembicaraan seperti dalam masalah fasilitas perdagangan, paket untuk negara-negara miskin dan paket pertanian.
Dalam masalah fasilitas perdagangan, semua negara berkembang bersedia memperbaiki kepabeanannya dengan melaksanakan sejumlah sistem untuk itu. Namun, untuk sejumlah negara kesediaan itu masih membutuhkan bantuan keuangan.
Sementara pada masalah paket untuk negara-negara miskin, Indonesia siap memberi konsesi tanpa bea masuk untuk produk yang berasal dari negara miskin tersebut. Seluruh negara maju dan berkembang juga sudah sepakat untuk memberikan konsesi bebas bea tersebut.
Pada masalah pertanian, kata menteri, masih diperlukan fleksibelitas baik di kutub negara berkembang dan miskin serta negara-negara maju. Perundingan yang belum tuntas di masalah ini antara lain masalah penimbunan pangan yang untuk sejumlah negara berkembang diperlukan sebagai ketahanan pangan dan subsidi pertanian.
Meski demikian, menteri Gita mengharapkan agar pertemuan tingkat menteri WTO mendatang akan sukses dengan dihasilkannya "Putaran Bali" yang dapat menjadi warisan bagi Indonesia sehingga bisa menjadi "branding" dalam pergaulan internasional.
(A023/S004)
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013