Jakarta (ANTARA) - Seni adalah keindahan. Keindahan bisa dilihat, didengar, dan diraba oleh indra manusia dan bisa dirasa dan diresapi oleh jiwa.
Al Qur'an berbicara tentang keindahan dunia dan akhirat. Allah SWT berbicara tentang keindahan dunia, antara lain dalam Surat Ali Imran ayat 14.
Allah berfirman, "Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."
Pesan penting dari ayat di atas, bahwa manusia secara umum memiliki kecenderungan untuk menyukai keindahan dan kemewahan duniawiyah.
Perempuan diletakkan pada urutan pertama karena memang perempuan bagi laki-laki merupakan ujian dan tantangan yang lebih besar.
Memiliki anak dan harta yang lebih banyak dan berbagai fasilitas yang lebih mewah adalah merupakan kecenderungan setiap manusia.
Kata orang Minang "condong mato ka nan rancak, condong salero ka nan lamak". Maksudnya adalah kecenderungan terhadap keindahan dunia bisa menjadi energi positif yang dapat mendorong manusia untuk bekerja dengan semangat dan giat berusaha untuk mendapatkannya.
Pandangan Islam
Manusia yang tidak memiliki kecenderungan untuk menyukai sesuatu yang indah atau merasakan sesuatu yang lezat, mereka dapat dipastikan tidak memiliki motivasi dan semangat untuk bekerja.
Tetapi bila kecintaan terhadap kesenangan dan kemewahan dunia tersebut tidak didasari oleh sebuah kesadaran bahwa semua keindahan dunia adalah bersifat sementara dan sangat terbatas, maka manusia akan menghabiskan segala kesempatan dan fasilitas yang telah diberikan oleh Allah SWT hanyalah untuk meraih kebahagiaan di dunia dan melupakan kebahagiaannya di akhirat.
Kecintaan terhadap yang indah adalah sunnatullah. Bila ada orang yang tidak senang kepada yang indah, berarti sudah kehilangan kodratnya sebagai manusia.
“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat biji debu”. Ada seorang yang bertanya: Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang indah, dan alas kaki yang bagus, (apakah ini termasuk sombong?). Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain” (Hadist Riwayat Muslim).
Seorang ulama besar, Ibnu Qayyim menjelaskan tentang keindahan yang dimaksud oleh hadist di atas. Bahwa ada dua prinsip utama dari keindahan:
1. Mengenal Allah SWT dengan segala keindahanNya yang tidak ada satupun dapat menyerupainya.
2 Beribadah dengan keindahan yang dicintaiNya, di antaranya:
a. Hati yang ikhlas, cinta, bertaubat dan tawakal
b. Perkataan lisan yang berkata benar
c. Amalan berupa shalat, puasa dan kejujuran
d. Akhlak berupa rendah hati, santun، berani, mulia,
dan pemurah
Jadi, berdasarkan pemahaman hadits riwayat Muslim di atas, maka seni budaya Islami adalah refleksi dari kepercayaan terhadap keindahan Allah, baik pada Zat dan SifatNya yang sempurna yang lahir dari hati yang ikhlas terwujud dalam kata, karya, dan budaya yang indah.
Berangkat dari pengertian tersebut, maka karya seni yang lahir dari kecintaan terhadap Allah SWT dapat berwujud dalam bentuk yakni:
1. Sastra, yakni puisi, cerita, seni suara, dan segala fiksi dan diksi yang memiliki nilai-nilai keindahan dalam bentuk tulisan, kata dan suara, yang dapat menyentuh perasaan orang yang membaca atau mendengarkannya.
2. Karya seni lukis, kaligrafi, seni ukir, dan seni arsitektur yang memiliki nilai-nilai estetika yang dapat menyejukkan dan menyenangkan perasaan orang yang memandang.
3. Adat istiadat dan segala bentuk perilaku manusia dalam berkomunikasi dan bergaul yang mengekspresikan nilai-nilai akhlak yang santun dan mulia, yang dapat menentramkan jiwa dan perasaan lingkungan sosialnya.
Seni budaya setan
Ketika iblis dengan segala kroninya telah dikutuk oleh Allah SWT karena kedurhakaan dan kesombongannya, maka mereka mengajukan permohonan kepada Allah SWT untuk menggoda manusia, sebagaimana firmanNya: Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di Bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya.
(Surat Al-Hijr ayat 39)
Dari ayat di atas dapat difahami bahwa salah satu strategi setan untuk menggoda manusia agar tergelincir dari jalan kebenaran ialah membuat apa saja yang ada di Bumi ini menjadi indah; harta, tahta, dan wanita.
Kecintaan terhadap harta, sering membuat manusia gelap mata; melakukan apa saja untuk mendapatkannya, berbohong, menipu, dan mencuri, mulai dari mencopet, maling, merampok, menerima suap dan korupsi, mulai dari preman, orang terpelajar dan sampai yang kepada yang berdasi.
Karena syahwat orang bikin maksiat, di tempat gelap dan di hotel bertingkat, rakyat jelata dan pejabat, termasuk juga para ustaz.
Disebabkan tahta manusia menjadi gila, saling menghina dan mencela, menghalalkan segala cara, memalsukan data, termasuk membeli suara dari rakyat miskin yang papa dan menderita.
Keindahan yang membawa kepada kesesatan dan mendorong terjadinya kemaksiatan, adalah godaan iblis dan setan, agar manusia jauh dari nilai-nilai keimanan dan kebenaran.
Seni budaya yang tidak sejalan dengan ajaran Islam, yang merusak anak-anak dan remaja, generasi muda penerus bangsa, bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, adalah seni budaya yang merusak dan membahayakan masa depan bangsa.
Dari uraian di atas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa keindahan adalah anugerah Allah SWT, seni Budaya Islami adalah ekspresi kecintaan terhadap Allah SWT, seni budaya yang membangkitkan syahwat dan menjauhkan manusia dari Allah SWT adalah seni budaya setan.
*) KH Risman Muchtar, M.Si adalah Ketum Dewan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta.
Copyright © ANTARA 2023