Jumlah kelas menengah di Indonesia meningkat pesat sejak 2003. Setiap tahun, jumlah masyarakat yang naik kelas ke menengah mencapai tujuh juta jiwa.

Jakarta (ANTARA News) - Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Rizal Affandi Lukman, mengatakan investasi di Indonesia sangat menjanjikan sehingga pelaku usaha dari Jepang tidak perlu ragu menanamkan modalnya di Indonesia.

"Jumlah kelas menengah di Indonesia meningkat pesat sejak 2003. Setiap tahun, jumlah masyarakat yang naik kelas ke menengah mencapai tujuh juta jiwa. Kelas menengah terus tercipta dan bertumbuh," kata Rizal Affandi Lukman, di Jakarta, Rabu.

Rizal mewakili Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memberikan sambutan pada pembukaan Forum Bisnis Indonesia Jepang bertema "Revolusi Kehidupan" yang diadakan Kompas Gramedia dan Nikkei Business Publication, di Jakarta. Forum bisnis ini diselenggarakan untuk menandai peringatan 55 tahun hubungan bilateral kedua negara yang ditandatangani pada 1958.

"Apalagi dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ketika 600 juta penduduk ASEAN akan tergabung dalam satu pasar tunggal. Indonesia tetap merupakan pasar yang besar," tuturnya.

Menurut Rizal, Indonesia berkontribusi sebanyak 40 persen terhadap perekonomian ASEAN. Begitu pula dengan populasi Indonesia yang mencapai 42 persen dari populasi ASEAN.

"Kenyataan itu merupakan peluang yang besar bagi pelaku usaha Jepang berinvestasi ke Indonesia. Saya harap yang sudah berinvestasi juga tidak enggan berinovasi dengan teknologi yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia," katanya.

Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan kemampuan daya beli yang memadai merupakan potensi pasar yang luar biasa bagi perekonomian internasional, termasuk Jepang. Bank Dunia mencatat 56,5 persen atau 136 juta penduduk Indonesia adalah kelas menengah yang memerlukan berbagai barang dan jasa.

Di sisi lain, data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) memperlihatkan sejak 2010 pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga tahun terakhir berada di posisi di atas enam persen. Pada 2013, angka pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di kisaran 6,6 persen hingga 6,8 persen.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013