Pentingnya edukasi ini kepada warga agar memahami penyebab stunting dan upaya pencegahannyaMakassar (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Komisi IX DPR RI menggencarkan edukasi warga di Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar terkait bahaya stunting.
"Pentingnya edukasi ini kepada warga agar memahami penyebab stunting dan upaya pencegahannya," kata anggota Komisi IX DPR Aliyah Mustika di sela kegiatan edukasi tersebut di Makassar, Rabu.
Menurut dia, dengan mengedukasi warga upaya mencegah stunting terjadi dalam keluarga, di mana ini menjadi rangkaian kegiatan yang bertajuk Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus rawan stunting.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Ketua Tim Kerja Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Bina Kesertaan KB BKKBN Sulsel, Ihsan dan Koordinator Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Kota Makassar, Masrita.
“Saat ini stunting menjadi isu dan Program Prioritas Nasional, dimana stunting menjadi ancaman kualitas generasi bangsa di masa mendatang” kata Aliyah.
Dia mengatakan, salah satu faktor penyebab lahirnya anak stunting, karena tingginya pernikahan dini. Untuk itu ia menekankan agar setiap remaja memperhatikan usia ideal pernikahan agar sehat.
“Tidak henti-hentinya kami bersama pemerintah menyosialisaikan dua anak lebih sehat, remaja yang ingin menikah agar memperhatikan usia ideal menikah, wanita 21 tahun dan laki-laki 25 tahun, karena dibutuhkan kesehatan mental, kesehatan jasmani dan rohani,” katanya.
Aliyah Mustika berharap lewat kolaborasi bersama BKKBN, upaya percepatan penurunan stunting di Sulsel, khususnya di Kota Makassar dapat lebih cepat menurun, sehingga target Zero Stunting bisa diwujudkan.
Sementara itu, Ihsan menyampaikan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, Angka Prevalensi Stunting Kota Makassar sebesar 18,4 persen turun 0,4 persen dari 18,8 persen pada tahun 2021.
“Berdasarkan hasil tersebut bisa dilihat bahwa angka prevalensi Kota Makassar sudah berada dibawah angka Provinsi maupun secara nasional, namun masih membutuhkan upaya dan kerjabersama untuk mencapai target nasional 14 persen di tahun 2024,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya mengatur kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi dan menghindari kehamilan berisiko 4 Terlalu, yaitu terlalu muda melahirkan di bawah 20 tahun, terlalu tua melahirkan di atas 35 tahun, terlalu rapat melahirkan di bawah 2 tahun dan terlalu sering melahirkan.
Dengan menggunakan KB, risiko lahir bayi stunting dapat dicegah, sebab dengan mengatur kelahiran anak, ibu dan bapak akan memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk memaksimalkan pengasuhan anak, ASI eksklusif bisa maksimal diberikan dan kesehatan ibu juga bisa meningkat, demikian Ihsan.
Baca juga: Pj Gubernur Sulsel minta masyarakat-swasta kolaborasi atasi stunting
Baca juga: BKKBN Sulsel bersama Komisi IX DPR edukasi tentang bahaya stunting
Baca juga: BKKBN bersama Baznas Sulsel perkuat komitmen turunkan stunting
Baca juga: Pemprov Sulsel-USAID ERAT kolaborasi turunkan angka stunting
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023