"Volume penumpang setiap hari sudah meningkat mulai April kemarin, yang biasanya 35.000 kini menjadi 45.000," kata Kepala Stasiun Besar Bogor, Iwan Rianto kepada Antara, di Bogor, Rabu.
Menurut Iwan, peningkatan jumlah penumpang di Stasiun Besar Bogor terlihat sejak mulai ditertipkannya kawasan stasiun.
Diperkirakan, dengan tersediannya lahan parkir kendaraan yang luas serta akses menuju stasiun yang lancara mendorong peningkatan jumlah penumpang.
"Selain itu juga, jumlah perjalanan kereta yang bertambah jadi banyak yang memanfaatkan kereta sebagai transportasi utama," katanya.
Secara otomatis dengan bertambahnya jumlah penumpang di Stasiun Besar Bogor mendorong peningkatan pendapatan stasiun tersebut. Pada saat jumlah penumpang 35.000 per hari, total pendapatan stasiun Rp128 juta.
Namun, Iwan menegaskan, pihaknya tidak fokus pada penghitungan pendapatan, lebih kepada optimalisasi layanan kepada para penumpang di stasiun peninggalan Belanda tersebut.
Terkait penghapusan dua perjalanan KRL ekonomi, menurut Iwan tidak ada kendala atau hambatan yang terjadi.
Meski ada keluhan dari sejumlah calon penumpang, pihak Stasiun Besar Bogor terus memberikan informasi agar penumpang menentukan pilihannya dalam menaiki kereta sehingga tidak menggantur perjalanannya.
Dari 45.000 penumpang di Stasiun Besar Bogor tersebut persentase antara penumpang Commuter Line (CL) dan ekonomi yakni 70 pengguna CL dan 30 penumpang ekonomi.
Dengan adanya penghapusan KRL ekonomi dan penambahan perjalanan Commuter Line, total perjalanan di Stasiun Besar Bogor bertambah menjadi 109 perjalanan ini terdiri dari 90 perjalanan Commuter Line dan 19 perjalanan ekonomi.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013