Beirut/PBB (ANTARA News) - Pemberontak Suriah pada Selasa menyatakan menyekap sekelompok tentara Filipina penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di garis gencatan senjata Suriah dengan Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel, setelah bentrokan di daerah tersebut "membahayakan" mereka.
Brigade Martir Yarmuk mengumumkan itu dalam pernyataan di halaman Facebook-nya, disertai gambar empat tentara perdamaian memakai jaket biru muda antipeluru PBB bertanda "Filipina", lapor AFP dan Reuters.
Di Perserikatan Bangsa-Bangsa, wanita juru bicara menyatakan empat tentara penjaga perdamaian diculik saat meronda di dekat daerah tempat 21 pengamat asal Filipina ditahan tiga hari pada Maret.
Wanita juru bicara Josephine Guerrero menyatakan mereka disergap di Titik 86, dekat ujung selatan daerah sempit pemisah pasukan Suriah dengan Israel.
Pemberontak Martir Yarmuk menyatakan melancarkan gerakan untuk mengamankan dan melindungi unsur Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang bertugas di lembah Yarmuk dalam bentrokan dan penembakan gencar di wilayah tersebut.
Mereka menyatakan kehadiran besar pasukan Bashar al-Assad membahayakan pasukan penjaga perdamaian itu, serta "unsur jahat" di daerah tersebut.
Pasukan Pengamat Pemisahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDOF), yang di Golan sejak 1974, memiliki sekitar 1.000 tentara dan petugas sipil.
Ke-917 tentara dari Austria, India, Filipina, Maroko dan Moldova itu hanya membawa senjata sangat ringan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengirim tambahan pengangkut tentara lapis baja, ambulans dan peralatan keamanan lain kepada pasukan itu sesudah penculikan pada Maret tersebut.
Gencatan senjata itu diwarnai peningkatan permusuhan dari dua tahun perang Suriah dengan peluru dari sisi Suriah jatuh ke wilayah Israel dan tentara Israel menembak kembali.
Pemimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon dalam laporan pada Maret menyatakan terjadi bentrokan terus, sering sengit, antara angkatan bersenjata Suriah dengan anggota lawan bersenjata di daerah gencatan senjata.
Pasukan penjaga perdamaian UNDOF juga mengamati dan melaporkan gerakan lintas perbatasan berkelanjutan orang tak dikenal, beberapa dari mereka bersenjata, "antara Lebanon dengan Suriah di bagian utara daerah gencatan senjata", tambah laporan itu.
"Sejak awal Januari, jumlah dan kekerapan kegiatan seperti itu meningkat," kata Ban.
Israel, yang secara teknis berperang dengan Suriah, menduduki 1.200 kilometer persegi dari Dataran Tinggi Golan, yang dicaplok pada 1967 dalam langkah tidak pernah diakui masyarakat dunia. (B002/M016)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013