Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak kedua para pemimpin negara Kepulauan Pasifik di Gedung Putih pada Senin (25/9), sebagai upaya untuk membendung pengaruh China di kawasan tersebut.

Karine Jean-Pierre, Sekretaris Pers Gedung Putih dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pertemuan puncak 18 negara anggota forum tersebut akan berlangsung pada Senin dan Selasa (25-26 September).

Pada pertemuan puncak itu, menurut pernyataan tersebut, Biden akan "menegaskan kembali komitmen AS terhadap prioritas bersama di kawasan" bersama negara-negara Kepulauan Pasifik, dan mempererat kerja sama dalam berbagai bidang.

Bidang kerja sama tersebut termasuk penanganan krisis iklim, pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pembangunan berkelanjutan, meningkatkan keamanan kesehatan, memberantas penangkapan ikan illegal, serta mempererat kerja sama antara masyarakat.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa pertemuan puncak tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama antara kedua pihak pada September tahun lalu.

Tahun lalu, Biden juga menjadi tuan rumah pertemuan puncak pertama dengan 14 negara kepulauan Pasifik dan berjanji membantu mereka tersebut mencegah “paksaan ekonomi” China.

Ia juga berjanji untuk bekerja lebih keras dengan para sekutu dan mitranya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Forum Kepulauan Pasifik Henry Puna mengatakan ia berharap KTT tersebut akan menghasilkan tindakan nyata mengenai berbagai isu, termasuk perubahan iklim dan upaya kawasan untuk pulih dari pandemi COVID-19.

Harapan itu ia sampaikan pada sebuah acara di New York pada Senin (18/9) menjelang Sidang Umum tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut Puna, kawasan kepulauan Pasifik telah berubah dari periode terabaikan sejak satu dekade lalu menjadi subyek kepentingan strategis, persaingan, dan “manipulasi” saat ini.

Ia merujuk pernyataannya itu pada persaingan geopolitik antara AS dan China untuk menanamkan pengaruh.

Dia mengatakan sikap negara-negara Kepulauan Pasifik adalah bahwa mereka bisa “terlibat dengan mitra mana pun yang bersedia bekerja sama dengan mereka, bukan di sekitar mereka.

Mark Brown, perdana menteri Kepulauan Cook yang juga ketua Forum Kepulauan Pasifik, mengatakan pihaknya berharap pertemuan di Washington akan menghasilkan keterlibatan AS yang "nyata" dalam membantu pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan jaringan transportasi dan perdagangan.

Mereka juga akan meminta kontribusi signifikan AS terkait Dana Iklim Hijau pada konferensi di Jerman bulan depan.

"Perubahan iklim merupakan tantangan paling berat bagi kemajuan kita untuk mencapai pembangunan berkelanjutan," kata Presiden Palau Surangel Whipps Jr dalam sidang Majelis Umum PBB pada Selasa (19/9).

Whipps Jr menggambarkan bahwa pulau tempatnya memancing saat kecil kini tersisa dua pertiga karena terendam akibat naiknya permukaan laut.

Kondisi itu, ujarnya, membuat penyu-penyu terpaksa bertelur di kawasan pasang surut yang membuat mereka kesulitan untuk bertahan hidup.

Penyederhanaan akses terhadap pendanaan iklim merupakan hal yang “penting” bagi negara-negara kepulauan kecil di Pasifik, kata Whipps Jr.

Ia mengingatkan bahwa perekonomian negara-negara tersebut sedang berjuang akibat penurunan pariwisata yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan meningkatnya biaya yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina, kata Whipps Jr.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pemimpin Kepulauan Pasifik bertemu untuk perlihatkan persatuan

Baca juga: Xi uraikan kebijakan China terhadap negara-negara kepulauan Pasifik


Joe Biden tinjau kerusakan akibat kebakaran di Maui, Hawaii

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023