Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa pihaknya telah meminta Bulog agar membanjiri beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) guna menekan harga beras di pasaran.
"Sesuai dengan penugasan NFA kepada Bulog agar terus melakukan langkah intervensi dengan membanjiri PIBC dengan stok beras Bulog. Ini perintah Bapak Presiden kepada kami,” kata Kepala NFA Arief dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.
Arief menjelaskan bahwa arahan Presiden agar berapa pun jumlah stok beras yang diperlukan pasar supaya dapat segera dipenuhi. Sehingga, berapa pun beras yang diperlukan oleh PIBC maupun pasat tradisional dan pasar retail modern yang turut menjadi lokasi penyaluran beras Stabilisasi Pasokan Dan Harga Pangan (SPHP).
“Tidak hanya PIBC, kita juga terus menggelontorkan beras ini ke pasar tradisional dan pasar modern. Itu kita laksanakan sembari terus melaksanakan penyaluran bantuan pangan beras dan Gerakan Pangan Murah (GPM) secara masif,” ujarnya.
Bapanas juga memastikan beras penyaluran SPHP ke PIBC tidak akan memakan waktu lama karena langsung dikirim dari pelabuhan. Pada Minggu (17/9), Bulog telah mendistribusikan 2.000 ton beras SPHP ke PIBC.
Sebagaimana informasi dari manajemen PIBC bahwa harga beras medium (IR64 III) per 19 September tercatat ada di angka Rp12.256 per kg. Sementara harga beras sejenis di hari sebelumnya berada di angka Rp12.283 per kg.
“Kita sama-sama berharap adanya langkah intervensi ke pasar induk seperti ini berdampak pada penurunan harga. Tentunya seperti harapan Bapak Presiden agar harga beras dapat mulai menurun dalam 2 atau 3 minggu ke depan, berbagai upaya akan terus kami gencarkan,” tutur Arief.
Lebih lanjut Arief menuturkan bahwa ia tengah mendorong petani untuk meningkatkan produksi terlebih saat ini penggiling padi tengah kesulitan memperoleh Gabah Kering Panen (GKP). Saat ini harga gabah telah mencapai Rp7 ribu-8 ribu akibat ketatnya persaingan di level bawah yang berakibat pada sulitnya menjual beras sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Baca juga: Bapanas sebut impor beras terukur tak jatuhkan harga di petani
Baca juga: Bapanas komunikasi dengan Mendag soal beras SPHP di platform online
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023