Tahun ini, dengan ekonomi yang meningkat diperkirakan konsumsi naik sama dengan tahun lalu yakni naik 10 persen,"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium pada 2013 akan mencapai lebih dari 31 juta kiloliter.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro di Jakarta, Selasa mengatakan, perkiraan tersebut dengan asumsi kenaikan 10 persen dibandingkan realisasi 2012 sebesar 28,24 juta kiloliter.

"Tahun ini, dengan ekonomi yang meningkat diperkirakan konsumsi naik sama dengan tahun lalu yakni naik 10 persen," ucapnya, menegaskan.

Menurut dia, konsumsi premium 31 juta kiloliter itu dengan asumsi tanpa pengendalian. Perkiraan konsumsi premium tersebut lebih tinggi dibandingkan kuota APBN 2013 yang dipatok 29,2 juta kiloliter.

Sementara, lanjutnya, konsumsi solar subsidi diperkirakan mengalami kenaikan sebesar delapan persen dibandingkan realisasi tahun 2012 sebesar 15,56 juta menjadi 16,8 juta kiloliter.Kuota APBN 2013 untuk solar hanya 15,11 juta kiloliter.

Untuk minyak tanah, tambah Edy, diperkirakan antara 1,2-1,3 juta kiloliter atau sedikit lebih tinggi dari realisasi 2012 sebesar 1,18 juta kiloliter.

"Jadi, konsumsi minyak tanah ada efisiensi dari 1,7 juta kiloliter sesuai kuota APBN 2013 menjadi 1,2-1,3 juta kiloliter," tuturnya.

Meski demikian, lanjutnya, pihaknya belum berencana mengajukan revisi kuota minyak tanah subsidi.

"Minyak tanah ini bisa sebagai penyangga kalau ada apa-apa, terutama saat konsumsi naik pada akhir tahun saat November-Desember," ujarnya, menjelaskan.

Secara total, konsumsi BBM subsidi 2013 diperkirakan 49-49,5 juta kiloliter, tanpa pengendalian.

Namun, menurut dia, dengan pengendalian BBM bisa sekitar 48-48,5 juta kiloliter.

Edy menambahkan, pihaknya masih mencari waktu membahas revisi kuota BBM dengan Komisi VII DPR.

"DPR kembali bersidang 13 Mei setelah reses. Kami lagi cari waktu," ujarnya.
(K007/C004)

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013