Jakarta (ANTARA) - Dokter gigi spesialis konservasi gigi lulusan Universitas Indonesia Dr. drg. Rina Permatasari, Sp.KG, membagikan cara merawat mulut dan gigi yang benar, salah satunya menyikat gigi setidaknya dua sampai tiga kali sehari selama dua menit.

"Gunakan sikat dengan bulu lembut sampai sedang. Sikat gigi secara teratur, tepat waktu dan dengan teknik yang benar," kata Rina melalui surat elektronik, Selasa.

Rina mengingatkan pembersihan berlebihan (agresif) atau penggunaan sikat gigi berbulu keras dapat merusak email gigi dan gusi. Konsekuensinya bisa berupa gigi sensitif, kerusakan permanen pada lapisan email gigi, dan erosi pada gusi.

Dia lalu menyarankan orang-orang mengganti sikat gigi setiap dua hingga tiga bulan sekali.

Baca juga: Dokter gigi jelaskan kapan waktu untuk mulai perawatan ortodonti

Selain menyikat gigi, dia juga menyarankan orang-orang menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor dan tanpa fluor secara bergantian untuk mencapai keseimbangan yang baik. Fluor merupakan bahan umum dalam pasta gigi dan obat kumur, yang dapat membantu mencegah kerusakan gigi, bekerja dengan melawan bakteri yang dapat menyebabkan karies atau lubang gigi, serta memberikan perlindungan bagi gigi.

Namun, faktanya, sambung dia, fluor adalah unsur kimia yang dapat ditemukan di air minum dan industri makanan, yang berarti bahwa ini adalah bagian besar yang kita konsumsi sehari-hari.

Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah itu merujuk sejumlah penelitian menyatakan bahwa penggunaan pasta gigi ber-fluor tidak membahayakan tubuh manusia sehingga dapat digunakan baik untuk gigi asli maupun untuk crown gigi dan implan, tetapi, jumlahnya harus disesuaikan.

Cara selanjutnya yakni membersihkan gigi dengan benang gigi, atau flossing, setiap hari. Menurut Rina, meskipun tidak terlalu populer di Indonesia, benang gigi dapat menghilangkan plak dan bakteri di sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi, sehingga mencegah munculnya karang gigi.

"Flossing juga dapat membantu mencegah bau mulut dengan menghilangkan sisa makanan yang menumpuk di ruang antara gigi sehingga juga dapat mencegah terjadinya lubang gigi," tutur dia.

Di sisi lain, water pick (membersihkan gigi dengan penyemprot khusus) dan sikat gigi elektrik dapat menjadi alternatif yang baik untuk membersihkan gigi, terutama untuk yang sulit menggunakan benang gigi dan yang mengalami gangguan motorik pada tangan.

Baca juga: Dokter gigi jelaskan mengapa obat kumur beralkohol perlu dihindari

Sementara itu, obat kumur dapat digunakan untuk menghilangkan partikel makanan yang tersisa setelah menyikat gigi dan menggunakan benang gigi. Obat kumur bisa sangat membantu mengurangi jumlah asam di mulut, membersihkan daerah yang sulit dijangkau di dalam dan sekitar gusi, dan membantu melakukan remineralisasi gigi.

"Sebelum memilih jenis obat kumur, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter gigi. Beberapa merek paling cocok untuk anak-anak dan mereka yang memiliki gigi sensitif, sementara merek lainnya hanya tersedia dengan resep dokter," saran Rina.

Dia juga menyarankan orang-orang menyikat lidah dengan lembut setiap kali menyikat gigi. Plak yang menumpuk di lidah dapat menyebabkan bau mulut dan masalah kesehatan mulut lainnya

Hal lain yang juga perlu diperhatikan yakni pentingnya orang-orang menyantap makanan yang sehat, membatasi makanan dan minuman manis, memilih makanan segar dan renyah tidak hanya menyehatkan organ tubuh, tapi, juga memiliki lebih banyak serat yang menyehatkan.

Baca juga: Dokter gigi anjurkan periksa kesehatan gigi dan mulut rutin sejak dini

Kunyah permen karet yang mengandung xylitol juga bisa menjadi bagian upaya merawat mulut dan gigi karena dapat merangsang produksi air liur, terutama bagi yang memiliki gejala mulut kering.

Selain itu, sebaiknya menjadwalkan pemeriksaan dan pembersihan gigi secara teratur, dua kali dalam setahun.

Kemudian, Rina mengingatkan bagi mereka yang memiliki katup jantung pengganti atau sendi prostetik, harus sangat berhati-hati dalam menjaga kebersihan mulut untuk mencegah risiko infeksi serius.

"Dokter gigi biasanya akan memberikan antibiotik sebagai upaya pencegahan sebelum melakukan prosedur gigi apa pun," kata dia.

Dia lalu menambahkan sejumlah hal yang perlu dihindari yakni minum alkohol, merokok atau mengunyah tembakau, menggunakan obat yang mengurangi produksi air liur jika memungkinkan serta mengonsumsi makanan tinggi gula, terutama makanan lengket atau permen.

"Hindari makanan olahan (frozen food). Jangan memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil supaya rahang lebih berfungsi dan memicu air liur keluar lebih banyak," kata Rina.

Baca juga: Dokter gigi: Menyikat gigi boleh lebih dari dua kali sehari

Baca juga: Dokter anjurkan tambal gigi meski lubang kecil

Baca juga: Ahli: Karies gigi pada anak berkorelasi dengan stunting

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023