Khusus untuk bulan September, kami telah menyalurkan sebanyak 2.426 ton beras yang setara dengan 37 persen dari pagu

Purwokerto, Jawa Tengah (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Banyumas mencatat sebanyak 2.426 ton cadangan beras pemerintah (CBP) telah tersalurkan untuk bantuan pangan tahap kedua atau periode September-November di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, dalam rangka pengendalian inflasi.

"Pagu penyaluran bantuan pangan beras CBP tahap kedua di wilayah eks Keresidenan Banyumas sebesar 6.559 ton per bulan. Khusus untuk bulan September, kami telah menyalurkan sebanyak 2.426 ton beras yang setara dengan 37 persen dari pagu," kata Pimpinan Cabang Perum Bulog Banyumas Rasiwan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Menurut dia, 2.426 ton beras CBP tersebut diterima oleh 242.600 keluarga penerima manfaat bantuan pangan yang tersebar di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara, masing-masing sebanyak 10 kilogram.

Hingga saat ini, kata dia, pihaknya masih menyelesaikan penyaluran bantuan pangan beras CBP alokasi bulan September yang disusul alokasi bulan Oktober dan November.

Ia mengharapkan penyaluran bantuan pangan beras CBP tersebut dapat mengurangi beban masyarakat berpenghasilan rendah atas gejolak kenaikan harga beras.

"Selain untuk bantuan pangan, beras CBP juga kami salurkan kegiatan SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan)," jelasnya.

Sejak Januari hingga pertengahan September 2023, kata dia, pihaknya telah menggelontorkan 7.025 ton beras kualitas medium untuk kegiatan SPHP di berbagai pasar tradisional se-eks Keresidenan Banyumas.

Baca juga: Penyerapan gabah Bulog Banyumas capai 28.000 ton

Baca juga: Bulog: Stok beras di Banyumas mencukupi kebutuhan selama kemarau

Ia mengakui harga beras kualitas medium di pasaran hingga saat ini masih tinggi karena berada di kisaran Rp13.000-Rp13.500 per kilogram.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berkewajiban melakukan intervensi stabilisasi harga beras dengan menjamin ketersediaan beras SPHP di pasar tradisional yang dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp10.900/kg.

Ilustrasi - Petugas menurunkan beras kualitas medium untuk kegiatan SPHP yang dilaksanakan Perum Bulog Cabang Banyumas di Pasar Manis, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (28/8/2023). ANTARA/Sumarwoto

"Semoga dengan adanya bantuan pangan dan kegiatan SPHP, fluktuasi harga beras di pasar tradisional dapat ditekan, sehingga inflasi bisa terkendali," tegas Rasiwan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas Jaka Budi Santosa mengimbau seluruh masyarakat Banyumas untuk tidak panik dan tidak membeli beras secara berlebihan karena stok beras di wilayah itu masih mencukupi kebutuhan hingga lima bulan ke depan.

Berdasarkan data, kata dia, stok beras di Kabupaten Banyumas pada bulan September 2023 tercatat sebanyak 83.493,93 ton, sedangkan kebutuhan beras di wilayah yang berpenduduk 1,8 juta jiwa itu rata-rata sebanyak 527,75 ton per hari.

"Artinya, stok beras di Kabupaten Banyumas ini bisa untuk mencukupi kebutuhan hingga 158,21 hari atau lima bulan satu minggu ke depan," jelasnya.

Menurut dia, hasil panen di Banyumas pada bulan September mencapai 20.542 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 13.151 ton beras, sehingga akan menambah stok beras di wilayah itu.

Baca juga: Bulog gelontorkan 327 ton beras untuk operasi pasar di Banyumas

Baca juga: Bulog Banyumas optimistis bisa lakukan penyerapan pangan saat kemarau


Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023