Nanning (ANTARA) - Otoritas Energi Atom China (CAEA) menyatakan, China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah memperdalam kerja sama mereka di bidang energi nuklir dan penerapan teknologi nuklir selama 10 tahun terakhir.
Liu Jing, Wakil Ketua CAEA, menyampaikan pernyataan tersebut dalam Forum China-ASEAN tentang Penggunaan Teknologi Nuklir Secara Damai kedua yang diselenggarakan pada Sabtu (16/9) dan Minggu (17/9) di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan.
"China telah menyediakan produk, layanan, dan solusi teknologi nuklir yang dapat diandalkan bagi negara-negara ASEAN, mendorong pelatihan bagi para tenaga profesional, serta mendukung pengembangan penggunaan teknologi nuklir secara damai," ujar Liu.
Berbicara dalam forum tersebut, Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn mengatakan dirinya yakin forum itu dapat mendorong lebih lanjut kerja sama praktis antara negara-negara ASEAN dan China di bidang penerapan teknologi nuklir dan energi bersih.
Dia berharap kerja sama tersebut akan meningkatkan kontribusi terhadap penggunaan energi dan teknologi nuklir secara damai serta pembangunan ramah lingkungan.
Para pakar dalam forum itu sepakat bahwa China dan negara-negara ASEAN harus terus aktif mendorong kerja sama di bidang penerapan teknologi nuklir.
Dalam forum tersebut, CAEA merilis sebuah dokumen tentang solusi China terkait "teknologi nuklir untuk lingkungan yang lebih baik."
Dokumen tersebut memaparkan perkembangan industri penerapan teknologi nuklir China, menawarkan solusi China di bidang industri, pertanian, perawatan kesehatan, tata kelola lingkungan, dan keamanan publik.
Di bidang pertanian, China dapat menyediakan teknologi dan layanan pemuliaan mutasi tanaman yang diinduksi radiasi untuk penciptaan plasma nutfah baru dan penanaman varietas baru. Berkaitan dengan perawatan kesehatan, China dapat menyediakan solusi satu atap untuk diagnosis pencitraan pengobatan nuklir. Sementara di bidang keamanan publik, China dapat menyediakan solusi skrining penumpang dan bagasi jinjing untuk bandara dan pusat transportasi lainnya, menurut dokumen tersebut.
"China akan mempercepat penerapan teknologi nuklir di bidang industri, pertanian, kesehatan, dan tata kelola lingkungan, agar dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Liu.
Diselenggarakan bersama oleh CAEA dan pemerintah Guangxi, forum edisi tahun ini dihadiri oleh para pakar dan akademisi China dari berbagai perusahaan dan universitas serta lebih dari 400 pakar dari pemerintah, organisasi internasional, perusahaan, dan juga sejumlah universitas di ASEAN dan beberapa negara Asia lainnya.
Edisi pertama Forum China-ASEAN tentang Penggunaan Teknologi Nuklir Secara Damai diadakan pada September 2022.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023