Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengoptimalkan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk mengatasi kenaikan harga beras.

"Pemprov DKI melakukan Gerakan Pangan Murah melalui beberapa program, baik dilakukan oleh BUMD pangan DKI Jakarta maupun kerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Pada September ini, Pemprov DKI menyebarkan paket pangan murah seharga Rp126.000 ke 183 titik di wilayah Ibu Kota yang di antaranya adalah 88 titik ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA), Pasar Induk Beras Cipinang, dan lima titik di toko daging serta rumah potong hewan lingkup BUMD DKI Jakarta PD Dharma Jaya.

Pangan murah tersebut hanya berhak dibeli oleh masyarakat pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus.

Selain Gerakan Pangan Murah, Suharini menyampaikan Pemprov DKI Jakarta juga senantiasa bersinergi dengan pemerintah pusat, seperti Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Perum Bulog untuk mengendalikan harga beras.

Bentuk sinergi tersebut adalah kerja sama dalam penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) tahap kedua bagi 304.000 keluarga penerima manfaat dari bulan September sampai dengan November 2023.

"Kami juga akan menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kualitas medium ke masyarakat dengan harga eceran tertinggi Rp54.500 per kantong isi 5 kilogram di toko-toko beras dan pasar modern," ujar Suharini.

Berikutnya, langkah pemantauan stok, harga, dan mutu beras juga ditempuh oleh Pemprov DKI.

Per Selasa, berdasarkan data dalam laman web Informasi Pangan Jakarta, rata-rata harga beras medium berkisar Rp12.600 sampai dengan Rp13.400. Sementara menurut Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkfili Rasyid, harga normal beras jenis medium berkisar Rp11.000 sampai dengan Rp11.500.

Suharini mengatakan kenaikan harga beras di DKI Jakarta disebabkan oleh sejumlah hal. Di antaranya, adanya kenaikan harga gabah di tingkat petani, yakni dari Rp5.600 per kilogram menjadi Rp7.000.

Di samping itu, kata dia melanjutkan, kenaikan harga beras juga disebabkan oleh menurunnya jumlah produksi karena saat ini belum masuk masa tanam serta dampak dari El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal.

Baca juga: KPKP DKI pastikan distribusi beras terjaga sehingga mampu tekan harga

Baca juga: Pemprov DKI ajukan rancangan perda terkait cadangan beras

Baca juga: DPRD DKI dorong Food Station antisipasi kasus oplos beras tak terulang

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023