Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) terus melakukan sejumlah strategi guna mendorong masyarakat lebih dekat ke layanan transportasi umum.

Direktur Angkutan BPTJ, Tatan Rustandi menyebutkan strategi yang diterapkan antara lain Push and Pull, skema layanan Buy the Service (BTS) yang setara, hingga integrasi informasi dan integrasi antar moda transportasi di DKI Jakarta dengan area-area penyangga.

Tatan meyakini bahwa penggunaan transportasi publik yang masif oleh masyarakat dapat menjadi salah satu solusi mengatasi persoalan kualitas udara di Ibu Kota dan wilayah sekitarnya yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

“Salah satu tugas kami di BPTJ adalah meningkatkan penggunaan angkutan umum. Persoalannya memang, Jakarta ini tidak bisa diselesaikan hanya Jakarta, kita harus berbicara greater area-nya atau Bodetabek. Sehingga bukan hanya persoalan masyarakat Jakarta, tapi pergerakan dari Bodetabek ini cukup menyumbang,” kata Tatan dalam keterangan resmi yang diterima, Senin.

Baca juga: Tiga halte Biskita Trans Pakuan dilengkapi fasilitas layar promosi

Dia menjelaskan bahwa pergerakan wilayah Jakarta pada 2022 berdasarkan data Dishub DKI Jakarta dan BPS mencapai 19,63 juta pergerakan setiap hari, dengan modal share transportasi umum sebesar 18,45 persen (termasuk angkutan daring) atau 10,29 persen (di luar angkutan daring).

Dari jumlah pergerakan tersebut, penggunaan ojek daring mencapai 1.003.160 perjalanan per hari, disusul kereta rel listrik 781.745 perjalanan per hari, Transjakarta 747.920 perjalanan per hari, MRT 115.135 perjalanan per hari, serta LRT Jakarta 5.640 perjalanan setiap hari.

Sementara selebihnya menggunakan kendaraan roda empat pribadi yang melalui ruas-ruas jalan tol yang ada.

Tatan menyebut untuk area Jakarta, daya jangkau layanan angkutan umum ke masyarakat (coverage area) telah mencapai 70 persen. Namun, coverage area di kota-kota penyangga sekitar Jakarta masih berkisar 20 persen hingga 30 persen.

Karena itu, BPTJ telah melakukan strategi dan kebijakan baik jangka pendek, menengah, dan panjang, untuk menggerakkan masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, sehingga mengurangi volume kendaraan pribadi di ruas-ruas jalan Ibu Kota.

Baca juga: BPTJ gandeng empat bank terkait pemberlakuan tarif Trans Pakuan

“BPTJ sendiri, memiliki rencana induk, sampai 60 persen (coverage area). Oleh karena itu, perlu adanya modernisasi di wilayah Bodetabek sehingga orang mau beralih ke layanan transportasi umum yang modern dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Salah satu langkah yang dilakukan BPTJ untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum di kalangan masyarakat adalah menerapkan strategi “Push and Pull”.

Push strategy bertujuan untuk mendorong masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi. Langkah push strategy yang dilakukan berupa manajemen ruang dan waktu untuk akses kendaraan pribadi, termasuk pembatasan ruang jalan, pembatasan parkir, dan pengaturan waktu.

“Sebagai contoh di Belanda, diterapkan bahwa parkir mahal sekali. Jadi parkir sangat menentukan. Jadi kita minta tidak hanya di ruang lalu lintas pengaturan ini, tetapi juga di ruang perparkiran. Memang masih perlu perhitungan lebih lanjut,” tutur Tatan.

Sementara pull strategy bertujuan menarik masyarakat menggunakan transportasi umum. Pull strategy dilakukan dengan perbaikan berkelanjutan layanan transportasi umum dengan segala kelengkapan sarana dan prasarana, serta operasional.

Tatan menilai pull strategy dapat menciptakan penyediaan pelayanan transportasi umum yang setara antara Jakarta dengan Bodetabek, baik dalam hal pelayanan maupun aksesibilitas.

Dengan begitu, penerapan strategi tersebut dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi umum karena aksesnya menjadi lebih dekat dari tempat tinggal.

“Contohnya, pengoperasian layanan bus dengan skema Buy the Services (BTS). Kesetaraan layanan ini sebagai wujud preemptive (mendahului) pada pelaku perjalanan. Pelaku perjalanan dapat memperoleh layanan angkutan umum lebih dekat di tempat tinggalnya di Bodetabek sehingga meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih ke angkutan umum,” turut Tatan.

Dia menambahkan, perbaikan maupun penyempurnaan penyediaan fasilitas integrasi transportasi umum juga dilakukan sehingga perpindahan moda transportasi umum menjadi nyaman dan aman serta tanpa penambahan biaya.

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023