Jakarta (ANTARA News) - Asal muasal dari mana ratusan senjata yang ditemukan di rumah mendiang mantan Wakil Asisten Logistik KSAD Brigjen Koesmayadi mulai mendapat titik terang setelah pihak Badan Intelejen Negara (BIN) menyatakan bahwa senjata tersebut dibeli dari rekanan Angkatan Darat (AD). "Senjata itu dibeli dari rekanan Aangkatan Darat. Kita belum tahu apakah itu dibeli dengan dana bujeter atau nonbujeter," kata Kepala BIN Syamsir Siregar kepada wartawan di DPR, Selasa, usai rapat tertutup dengan Komisi I DPR yang dipimpin Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga. Syamsir mengatakan, persoalan senjata itu kini masih dalam penyelidikan TNI AD. "Kita lagi mengecek semuanya. Kita tak bisa menduga-duga," katanya ketika didesak sejumlah pertanyaan mengenai asal usul senjata itu. Dia mengatakan, senjata-senjata itu dibeli secara bertahap dan kurang didukung oleh administrasi. Syamsir tidak banyak memberikan penjelasan kepada wartawan yang mencecarnya dengan beberapa pertanyaan. Menurut Syamsir, saat ini jumlah senjata yang ditemukan mencapai 180 pucuk. Sementara itu Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga mengatakan, Komisi I DPR pada tanggal 10 Juli mendatang mengadakan rapat kerja dengan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI. "Otomatis KSAD juga akan datang," kata Theo. Dalam rapat itu nantinya Komisi I DPR akan meminta penjelasan mengenai laporan hasil pemeriksaan terakhir atas temuan senjata yang menghebohkan itu. "Di samping itu, kami minta penjelasan mengenai pelanggaran-pelanggaran apa yang dilakukan terkait dengan temuan senjata itu," tambahnya. Ketika ditanya mengenai hasil pembicaraan dengan Kepala BIN dalam rapat tertutup, Theo mengatakan Kepala BIN menjelaskan bahwa kasus temuan senjata itu kini dalam pemeriksaan secara menyeluruh. Theo mengatakan Komisi I meminta kasus temuan senjata itu bisa segera diungkap secepat mungkin, dan mereka yang terlibat dalam pelanggaran dalam kasus itu ditindak secara tegas.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006