Beijing (ANTARA) - China telah mengajukan keluhan kepada Jerman setelah menteri luar negerinya menyebut Presiden Xi Jinping sebagai "diktator", kata Kementerian Luar Negeri China pada Senin.

Kemenlu China menyebut sebutan tersebut "tidak masuk akal" dan "provokasi politik terbuka".

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyampaikan pernyataan tersebut dalam wawancara langsung dengan Fox News pekan lalu ketika ditanya tentang perang Rusia terhadap Ukraina.

"Jika Putin memenangi perang ini, apa tandanya bagi diktator lain di dunia, seperti Xi, seperti presiden China?" dia berkata.

Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan pernyataan Baerbock "sangat tidak masuk akal" dan melanggar martabat politik China.

“Itu adalah provokasi politik terbuka,” kata Mao pada konferensi pers reguler. Ia menambahkan bahwa China telah mengajukan keluhan kepada Jerman.

Baerbock dikenal sebagai pengkritik keras China. Pada Agustus, Baerbock mengatakan China memberikan tantangan terhadap "dasar-dasar bagaimana kita hidup bersama di dunia ini".

Sebelumnya, ia menggambarkan aspek-aspek perjalanan ke China sebagai sesuatu yang "lebih dari sekadar mengejutkan" dan mengatakan bahwa Beijing semakin menjadi saingan sistemik dibandingkan mitra dagang.

Pada Juni lalu, Presiden AS Joe Biden juga menyebut Xi sebagai "diktator", atau sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengakhiri kunjungan ke China yang bertujuan untuk menstabilkan hubungan.

Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu China tegaskan Jerman bukan rival
Baca juga: Menlu, Menpora Jerman tak akan hadiri Olimpiade Musim Dingin Beijing
Baca juga: Kurangi ketergantungan kepada China, Jerman cari mitra lain

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023