Jakarta (ANTARA News) - Tiga prinsipal kartu "Automated Teller Machine" (ATM) yakni Prima, ATM Bersama dan Alto, secara resmi melakukan kerja sama melalui penandatanganan nota kesepahaman di Jakarta, Senin.
"Penandatanganan kerja sama ini sebuah langkah awal sebelum peluncuran Juli," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution dalam acara penandatanganan nota kesepahaman tiga prinsipal kartu Automated Teller Machine (ATM) yakni Alto, ATM bersama dan Prima di Gedung BI, Senin.
Penandatanganan tersebut dilakukan Direktur Utama PT Rintis Sejahtera selaku penyedia jaringan ATM Prima Iwan Kurniawan, Direktur Utama PT Artajasa Pembayaran Elektronis Arya Damar selaku penyedia jaringan ATM Bersama, dan Direktur Utama PT Daya Network Lestari selaku penyedia jaringan ATM Alto Tri Joko Santoso.
Darmin mengatakan dengan interkoneksi tiga pemain utama prinsipal ATM ini maka nasabah akan dapat melakukan transfer ke bank lain dalam lingkup tiga prinsipal tersebut.
"Interkoneksi tiga pemain utama ini akan menyebabkan orang tidak perlu lagi memegang banyak kartu ATM," kata dia.
Dia mengatakan bahwa ketiga prinsipal akan membangun infrastruktur sistem pembayaran, dan sebagai kelanjutan dari kerja sama sistem pembayaran antarbank yang sebelumnya pernah terjadi antara Bank Mandiri dengan Bank Central Asia.
Menurut Darmin, dengan interkoneksi ini nasabah tidak akan dikenakan biaya tambahan saat melakukan transfer dana. Nasabah hanya akan dikenakan besaran tarif yang selama ini sudah ditetapkan.
Di sisi lain Darmin mengatakan bahwa BI memiliki mimpi terciptanya sebuah kartu pintar, yang dapat digunakan untuk melakukan beragam transaksi, sebab di negara lain area sistem pembayaran telah digunakan oleh otoritas setempat sebagai instrumen untuk melinfungi sistem keuangan nasional.
"Langkah interkoneksi ini merupakan cikal bakal pengembangan layanan interkoneksi sistem pembayaran lain yang dibutuhkan masyarakat," ujar dia.
Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengatakan BI terus mendorong pemanfaatan kartu debit untuk melakukan pembayaran non tunai. Saat ini menurut dia, kartu debit masih digunakan untuk melakukan tarik tunai.
"Kita dorong pembiayaan 25 persen pembiayaan non-tunai. Karena saat ini pemilik kartu debit kebanyakan masih menggunakan kartu untuk tarik tunai, bukan untuk pembayaran non-tunai," kata dia.
Direktur Utama Artajasa Arya Damar selaku perwakilan prinsipal mengatakan berdasarkan data yang ada menunjukkan mayoritas transaksi melalui ATM adalah transaksi transfer dana antar bank.
"Melalui interkoneksi ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi transaksi. Untuk tarif disepakati sama dengan saat ini, sehingga tidak memberatkan nasabah. Kita juga berharap bisa dilakukan Juli tahun ini, dan bisa digunakan juga untuk isi ulang kartu e-money, sehingga bisa mendorong terwujudnya less cash society sebagaimana diarahkan BI," katanya.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013