Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat sebesar 10 poin menjadi Rp9.725 dibanding posisi sebelumnya (Jumat, 3/5) di Rp9.735 per dolar AS.
"BI masih menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga pergerakannya searah dengan laju IHSG BEI yang berada di area positif," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan penjagaan Bank Indonesia terhadap nilai tukar domestik itu di tengah sentimen negatif penurunan proyeksi peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkatc Standard & Poor`s (S&P).
Ia mengatakan pergerakan rupiah juga dibayangi sentimen dari eksternal, salah satunya dari bank sentral India yang menurunkan suku bunga dari 7,50 persen ke 7,25 persen.
"Penurunan itu dipersepsikan akan diikuti oleh bank sentral Asia Pasifik lainnya," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo, Ariston Tjendra menambahkan efek dari yang dilakukan oleh S&P hanya bersifat sementara. Pasar keuangan Indonesia masih akan positif menyusul fundamental ekonomi dalam negeri yang masih positif.
"BI juga akan terus memantau pergerakan rupiah dan menjaganya agar tetap stabil paska penurunan outlook dari S&P itu," ujar dia.
Ia menambahkan lembaga dana moneter internasional (IMF) tetap mempertahankan ekonomi Asia masih dapat tumbuh sekitar 7,1 persen dengan dukungan pertumbuhan ekonomi China, India, dan Indonesia.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013