Sinergi dengan Ketum PSSI Erick Thohir
Rasanya tidak elok melupakan kesuksesan timnas U-23 melenggang ke Piala Asia U-23 untuk pertama kalinya dalam sejarah jika tidak menyinggung sosok Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Ketum PSSI) Erick Thohir.
Terpilih menjadi Ketum PSSI periode 2023-2026 setelah mendapatkan 64 suara, mengalahkan La Nyalla Mattalitti yang hanya mendapatkan 22 suara, Erick langsung menunjukkan kepiawaiannya sebagai orang nomor satu di PSSI.
Keberuntungan langsung menemui pria 53 tahun tersebut. Pasalnya, belum resmi dilantik menjadi Ketum PSSI, ia mendapatkan hadiah manis berupa medali emas SEA Games 2023 Kamboja yang Indonesia sudah 32 tahun tidak mendapatkannya.
Medali emas SEA Games menjadi pembuka Erick di persepak bolaan Indonesia. Setelahnya, ia membuat gebrakan-gebrakan baru yang dua di antaranya adalah bekerja sama dengan Japan Football Association (JFA) dalam bidang pengembangan sepak bola Indonesia yang mencakup pengembangan sepak bola wanita, sistem perwasitan, dan insfrasutruktur liga domestik dan pergi ke Deutscher Fusball-Bund (DFB) yang kemudian menggandeng Frank Wormuth sebagai konsultan pelatih untuk nantinya membantu mewujudkan visinya membawa timnas usia muda ke panggung Piala Dunia U-20 2025.
Aji Santoso yang merupakan pelatih timnas U-23 pada kualifikasi Piala Asia U-23 2013 dan 2016 memberikan pujiannya pada Erick. Menurutnya, selain peran pelatih Shin Tae-yong dan seluruh pemain timnas U-23, keberhasilan Garuda Muda terbang ke Asia juga tidak lepas dari campur tangan mantan petinggi di Inter Milan tersebut.
“Menurut saya pengaruhnya sangat luar biasa setelah pak Erick menjadi ketua ini untuk meningkatkan timnas kita,” kata Aji ketika dihubungi ANTARA pada Kamis (14/9).
Pengamat sepak bola Akmal Marhali tidak luput memberikan kata-kata istimewa untuk Erick yang dimana menurutnya pria kelahiran 30 Mei 1970 itu berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif di kepengurusan PSSI.
Efeknya, para pelatih dan pemain fokus mengerahkan kemampuan terbaik di lapangan hijau dan tidak memikirkan masalah non teknis seperti keuangan dan lain-lain karena semuanya telah didukung penuh dan terjamin.
"PSSI yang sehat, maka timnas juga akan sehat dan kuat. Itu menjadi harapan kita semua," kata Akmal melalui keterangannya setelah timnas U-23 melaju ke putaran final Piala Asia U-23, Selasa (12/9).
Sejak Erick memimpin PSSI, timnas senior meraih dua kemenangan, dua imbang, dan satu kekalahan pada FIFA Matchday. Sementara timnas U-23, selama Erick memimpin PSSI, meraih hasil positif dimana meraih medali emas SEA Games 2023, finalis Piala AFF U-23, dan lolos ke putaran final Piala Asia U-23.
Nyali permainan yang ditampilkan para pemain terlihat berani memainkan sepak bola yang nyaman ditonton. Tentunya hal ini tidak terlepas dari nyali yang harus ada dan Erick tekankan untuk dimiliki timnas Indonesia dalam rancangan besar “Garuda Mendunia”-nya.
Nyali itu terus ia bentuk dalam rangkaian FIFA Matchday yang kata dia, tidak hanya fokus pada peningkatan ranking, tapi juga tes adu nyali dengan negara-negara terbaik dunia yang terakhir kali ditunjukkan ketika melawan juara dunia Argentina pada 19 Juni.
“Memang ada FIFA Matchday yang fokus terhadap peningkatan ranking, tapi ada juga pertandingan istilahnya kita tes nyali lah, dan supaya kita dilirik dunia, salah satunya (melawan) Argentina,” kata Erick pada 5 Juni.
Erick akhir-akhir ini kerap melontarkan slogan “Tradisi Kemenangan” yang dimana slogan ini diamini. Setelah menjuarai SEA Games 2023 Kamboja dan finalis Piala AFF U-23, tradisi kemenangan yang diteruskan Garuda Muda dengan mulus lolos ke Piala Asia U-23 itu, kini semakin dekat dengan pintu bersaing di level dunia.
Tentunya, dari timnas U-23 masyarakat Indonesia terus berharap tradisi kemenangan yang kerap digaungkan Erick, kembali menjadi nyata pada 15 April hingga 3 Mei mendatang di panggung Piala Asia U-23 2024 sehingga Garuda Muda terbang ke arena lebih tinggi dan lebih prestisius yaitu Olimpiade 2024 Paris, Prancis, guna kembali menciptakan sejarah baru untuk kedua kalinya tampil di pesta olahraga seluruh dunia itu setelah yang pertama pada edisi 1956 di Melbourne, Australia.
Baca juga: Agamyradov nilai di Piala Asia U-23 2024 Indonesia bisa bicara banyak
Baca juga: Erick Thohir bersyukur Indonesia pertahankan tradisi kemenangan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023